NASIDA RIA ; THE SIMPSON-NYA INDONESIA?

Baca Juga

"Adikku melanggar hukum
Aku yang menjadi saksi
Paman penuntut umum
Ayah yang mengadili
Walau ibu gigih membela
Yang salah diputus salah
.............
Itulah keadilan
Tak kenal sistem famili
..............
Tapi awas rayuan setan
Melalui manisnya harta"
(Nasida Ria Group)

Apakah anda pernah mendengar tentang kartun kontroversial yang satu ini? The Simpsons, sebuah serial animasi yang telah menghibur penonton selama beberapa dekade, seringkali dikenal sebagai kartun yang dapat meramal masa depan. Mungkin Anda pernah bertanya-tanya mengapa serial ini dikatakan kontroversial? Well, mari kita perbincangkan.

Nasida Ria (Gambar : Istimewa)

The Simpsons saat ini telah menjadi fenomena (isu) yang menggetarkan dunia. Baik karena durasinya yang telah tayang sejak puluhan tahun yang lalu hingga soal ramalannya tentang masa depan. Tetapi yang paling membuat banyak orang tercengang adalah keakuratan kartun ini dalam meramalkan beberapa kejadian di dunia yang terjadi bertahun-tahun setelah episode-episode tersebut tayang. Ini membuat banyak orang berspekulasi bahwa pencipta, sutradara, atau penulis naskah serial ini mungkin terlibat dalam organisasi super rahasia seperti Illuminati atau Reemason Freemason yang diindikasikan oleh banyak orang mampu melihat masa depan.

Namun, ada hal yang mungkin membuat kita makin tercengang adalah, ternyata, kita memiliki versi Indonesia dari The Simpsons, dan itu bukanlah kartun. Namanya Nasida Ria, grup qasidah legendaris yang telah menciptakan lagu-lagu yang secara ajaib memprediksi masa depan Indonesia.

Salah satu contoh yang paling menarik adalah lagu "Tahun 2000". Lagu ini bercerita tentang masa depan di mana manusia akan dilayani dan dibantu oleh mesin atau robot. Bayangkan saja, lagu ini dirilis pada tahun 80-an akhir, jauh sebelum era AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan mulai mengubah hidup kita. Sekarang, kita benar-benar hidup di masa di mana mesin membantu kita dalam banyak aspek kehidupan, termasuk menulis. Dari kecerdasan buatan hingga mesin-mesin yang membantu kita dalam kehidupan sehari-hari, sepertinya Nasida Ria telah menggali bola kristal dan membacanya dengan sangat baik.

Lagu kedua yang cukup membuat kita mengerenyitkan dahi adalah tentang "Bom Nuklir." Pada masa itu, kita tahu hanya ada dua negara yang memiliki senjata nuklir: Amerika dan Uni Soviet. Namun, Nasida Ria telah meramalkan dalam lagu mereka bahwa beberapa negara akan terus membangun fasilitas nuklirnya, mengancam perdamaian. Ternyata, prediksi ini juga benar. Saat ini, kita sering mendengar tentang negara-negara yang mempertahankan program senjata nuklir mereka seperti Iran, Korea Utara, dan Israel, dan ancaman ini benar-benar ada di sana. Selain menjadi Bom, nyatanya nuklir juga menjadi ancaman walau bukan untuk berperang, seperti yang terjadi di Chernobyl, Ukraina dan Fukushima, Jepang dimana nuklir berhasil mencemari lingkungan dan mengubahnya menjadi kawasan yang tidak bisa ditinggali hinggi puluhan tahun kedepan. Bahkan, kini dengan keputusan Pemerintah Jepang membuang air bekas mendinginkan reaktor nuklir Fukushima yang bocor ke laut, banyak ahli menyatakan bahwa ekosistem laut kini semakin terancam dan produk-produk hasil laut disana tercemar limbah nuklir yang berbahaya untuk manusia.

Lalu, ada lagi lagu tentang keadilan. Liriknya kami tulis di awal tulisan ini. Nasida Ria telah "memperkirakan" bahwa akan ada saat di mana hakim, jaksa, terdakwa, dan penasihat hukum akan menjadi satu keluarga. Bukan dalam arti sebenarnya, tentu saja, tapi dalam artian bahwa mereka mungkin memiliki ikatan yang kuat yang mempengaruhi proses hukum. Dan lihatlah hari-hari ini, sekarang kita sering mendengar kasus-kasus yang menimbulkan keraguan terhadap keadilan, di mana unsur nepotisme dan "kedekatan keluarga" menjadi perbincangan hangat. Bahkan untuk kasus yang paling baru, warganet memplesetkan nama sebuah institusi peradilan menjadi Mahkamah Keluarga karena pimpinannya masih satu keluarga dengan presiden dan obyek (tidak langsung) yang diadili adalah anak dari presiden.

Namun, ini hanya permukaan dari apa yang terungkap oleh Nasida Ria. Mereka juga telah menciptakan banyak lagu yang menggambarkan kondisi masa depan, seperti "Dunia Dalam Berita", "Anakku", dan "Dimana-mana Dosa" yang juga tampaknya menjadi ramalan masa depan yang tak terduga dan perlahan tapi pasti mulai terbukti.

Tetapi, apakah semua ini benar-benar prediksi masa depan atau hanya sekadar kesamaan kebetulan? Sebenarnya, apakah kita sudah bisa tahu mana yang benar dan mana yang salah sejak dulu? Apakah ini semua hanya refleksi dari realitas yang selalu ada di depan mata kita, tetapi kita memilih untuk menutup mata dan hati kita?

Mungkin saja, para pencipta keduanya hanyalah pengamat cerdas yang mampu melihat dinamika dunia kita dengan ketajaman yang luar biasa. Mungkin saja, itu adalah pesan bahwa kita tidak boleh mengabaikan tanda-tanda yang selalu ada di sekitar kita.

Siapa yang akan menduga bahwa Nasida Ria sebenarnya adalah The Simpson-nya Indonesia? Sama seperti kartun kontroversial dari Amerika, mereka juga telah secara ajaib meramal masa depan Indonesia dengan lagu-lagu mereka yang tak terlupakan. Kita mungkin harus ingat bahwa dunia nyata seringkali lebih lucu daripada imajinasi kita. Mungkin, hanya dengan tetap tertawa dan menjalani hidup dengan gembira, kita bisa meramal masa depan kita sendiri dengan lebih baik. Jadi, teruslah tersenyum, sambil sesekali bertanya, apakah nasib kita telah ditulis dalam lagu-lagu Nasida Ria yang lain?

Share:

0 komentar