Saya pernah mendengar pepatah lama yang mengatakan, “Cinta itu buta.” Tapi jujur saja, setelah diamati, pepatah ini bisa saja perlu diperbaharui menjadi, “Cinta itu tidak hanya buta, tapi juga tuli dan kadang-kadang suka baca pesan seenaknya sendiri.”
Ah, cinta. Siapa yang tidak pernah terserang oleh virus berwarna merah muda ini? Hampir semua dari kita pernah mengalaminya. Mata berbintang, degup jantung yang lebih kencang dari biasanya, dan senyum bodoh yang tak bisa dihapus bahkan oleh tragedi paling menyedihkan sekalipun. Siapa sangka? Orang yang biasanya kalem bisa jadi tukang pantun dadakan gara-gara jatuh cinta.
Jadi, sebelum Anda mendekati teman yang sedang mabuk cinta untuk memberikan "panduan hidup," pegang erat-erat prinsip ini: Jangan pernah menasihati orang yang sedang kasmaran.
1. Telinganya Sedang Tuli, Bung!
Yang namanya orang kasmaran, itu seperti punya filter otomatis di telinga. Apa saja yang keluar dari mulut Anda, kecuali "Dia juga suka kamu," atau "Kalian pasangan paling serasi di dunia," tidak akan masuk ke otak. Serius, coba saja bilang, "Bro, kayanya dia kurang cocok buat kamu deh,"—reaksinya bakal sama seperti ngomong ke tembok.
Padahal, menasehati atau menggurui si korban cinta itu sama sekali tidak ada gunanya. Coba bayangkan, ketika kita sendiri sedang dimabuk asmara, apa yang akan kita lakukan jika ada orang yang coba-coba memberi nasihat? Ya, pastinya kita akan mempersilakan orang itu untuk menjaga jarak dan tidak usah ikut campur urusan hati kita. Karena bagi orang kasmaran, nasihat dari orang lain bagaikan angin lalu.
Ilustrasi (Gambar : Istimewa) |
Tahu nggak, yang paling bikin gregetan itu adalah ketika orang-orang sekitar si korban cinta ini malah heboh sendiri. Ngomongin dia terus, membandingkan dia dengan mantan pacarnya, atau bahkan sampai mencoba menjodohkannya dengan orang lain. Astaga, percayalah, hal-hal macam itu hanya akan membuat si korban cinta semakin larut dalam buaian asmara dan semakin tuli terhadap segala bentuk nasihat.
2. Mereka Menjadi Keturunan Detektif Dadakan
Orang yang tengah jatuh cinta mendadak memiliki kemampuan investigasi ala Sherlock Holmes. Sekedar mendengar kamu berkata, "Yakin dia serius sama kamu?" mereka sudah bisa menggali motif terselubung yang menurut mereka ada di balik pertanyaan itu. Mereka langsung berpikir kamu dengki, padahal niatmu hanya ingin memastikan. Cinta membuat insting mereka tajam, tapi sayangnya tajam mengarah ke kecurigaan tak berdasar.
Nah, coba deh sekali-kali Anda tanya sama mereka, "Lho kok malah ngelamun terus? Mikir apa sih?" Bisa jadi respon mereka bakal mirip orang linglung yang baru saja melihat hantu. Karena percayalah, ketika seseorang sedang dimabuk asmara, satu-satunya yang ada di pikirannya hanyalah sang pujaan hati. Urusan lain, seolah-olah tidak ada di dimensi yang sama.
Maka dari itu, daripada sibuk memberikan nasehat yang tidak akan mereka dengar, mending Anda simpan saja energi Anda. Atau kalau Anda benar-benar ingin menolong, cobalah untuk menjadi pendengar yang baik. Biarkan mereka berceloteh sepuasnya tentang sang pujaan hati, dan sesekali berikan anggukan atau senyum tulus. Karena percayalah, itu jauh lebih berarti bagi mereka ketimbang wejangan-wejangan yang Anda berikan.
3. Filter Pendengaran yang Unik
Cinta memang aneh. Pernah nggak kamu bicara panjang lebar tentang pentingnya menjaga batasan waktu dalam pacaran, lalu mereka hanya menangkap kalimat, "Dia benar-benar spesial ya." Jadinya, nasehat bijakmu hilang begitu saja, tertelan oleh perasaan-perasaan membuncah yang berlimpah di dalam hati mereka. Lebih mirip dengan berbicara kepada tembok ketimbang manusia.
Bahkan, jika Anda sampai nekat membandingkan si dia dengan mantan pacarnya yang dulu, pasti respon yang Anda dapat hanyalah tatapan kosong, seolah-olah Anda barusan mengatakan bahwa Bumi itu datar. Padahal Anda sedang berusaha menyampaikan bahwa ada baiknya mereka tidak terlalu terburu-buru dalam menjalin hubungan. Tapi ketika sedang dilanda asmara, rasionalitas seperti menguap entah ke mana.
Coba saja bayangkan, jika Anda sedang kasmaran dan tiba-tiba ada seseorang yang mulai berkhotbah soal bagaimana seharusnya Anda bersikap. Apa yang akan Anda lakukan? Mendengarkan dengan seksama atau malah sibuk mencari-cari alasan untuk segera kabur dari orang tersebut? Pasti yang kedua 'kan? Nah, itulah yang terjadi pada orang-orang yang sedang dimabuk cinta. Jadi, lebih baik Anda simpan saja wejangan-wejangan itu untuk diri sendiri.
4. Mereka Suka Menginterpretasikan Secara Harfiah
Jangan kaget kalau tiba-tiba nasehat sederhana seperti, “Coba deh kasih jarak sebentar,” diinterpretasikan sebagai, “Oke, mungkin aku butuh dua hari di Mars.” Orang kasmaran punya kemampuan memahami kata-kata secara harfiah dengan cara yang tak terduga. Jadi, jika mereka melakukan drama besar dan memutuskan untuk ‘menghindarimu’ karena salah paham, ya, siap-siap saja!
5. Mereka Sedang Dalam Fase Abstrak
Bayangkan: cinta membuat mereka melihat dunia dalam warna pelangi. Sewaktu kamu bilang, “Kayaknya sikap dia kurang baik deh,” yang mereka dengar adalah, “Angin malam berbicara bahwa cinta ini tak tergoyahkan.” Nalarnya dibawa pergi oleh ketertarikan yang begitu intens, membuat logika menjadi semacam aksesoris tambahan yang sering dilupakan.
6. Cinta Membutakan Mata Mereka
Jatuh cinta bisa bikin kita lihat sesuatu yang tidak ada. Anda tahu kan, orang bilang cinta itu buta? Nah, lebih dari sekadar buta, cinta itu seakan dilengkapin dengan kacamata dengan filter Disney. Si losyen tangan yang biasa-biasa saja tiba-tiba terlihat seperti minyak aroma terapi terbaik yang pernah ada hanya karena dia yang ngasih.
7. Logika Libur, Perasaan Kerja Lembur
Saat orang jatuh cinta, logika itu kayak karyawan yang selalu malas-malasan pas hari Sabtu tiba. Sementara itu, perasaan justru seperti workaholic yang tidak tahu jam kantor. Jadi, jangan kaget kalau mereka memutuskan untuk melakukan hal-hal konyol yang, dalam kondisi normal, mereka tentunya akan menggeleng keras.
8. Semua Masalah Bisa Jadi Sederhana (Kecuali Perasaan)
Nah, di dunia mereka yang berwarna-warni ini, masalah apapun bisa disederhanakan: "Dia kurang perhatian? Ah, dia cuma sibuk," atau "Kok dia sering lupa ulang tahun ya? Mungkin karena dia banyak pikiran." Bahkan untuk hal-hal yang kelihatannya sudah benar-benar jelas, mereka tetap punya alasan pembenaran. Hebat, kan?
***
Jadi, daripada Anda buang-buang waktu dan loyang ngomongin logika dan fakta kepada teman Anda yang sedang dimabuk asmara, lebih baik Anda ikut menikmati kisah romantis tersebut atau setidaknya diam dan nikmati dramanya.