LELAKI DAN MUDIK

Baca Juga

Ilustrasi (Foto : Istimewa)

Mudik itu bukan sekadar soal berpindah tempat, dari kota yang bising ke kampung halaman yang sunyi. Lebih dari itu, mudik adalah tentang menemukan kembali diri sendiri. Kita pulang bukan hanya untuk melepas rindu, tapi juga untuk mengisi ulang baterai jiwa yang mulai redup.

Bayangkan saja, setahun penuh kita bergelut dengan rutinitas yang kadang bikin kepala mau pecah. Deadline, macet, bos yang entah kenapa selalu benar. Mudik adalah jeda, ruang untuk bernapas lega.

Dan yang paling penting, mudik adalah soal bakti pada orang tua. Ada aroma masakan ibu yang selalu bikin air mata mau tumpah. Ada senyum bapak yang menyimpan sejuta cerita. Momen-momen seperti ini yang bikin kita sadar, harta paling berharga di dunia ini adalah keluarga.

Buat para lelaki, mudik itu bukan sekadar soal hati dan rindu. Ada surga yang menanti di balik senyum ibu. Jangan pernah tunda untuk pulang, jangan biarkan kesibukan merampas kesempatan untuk membahagiakan mereka.


Rindu ibu itu candu. Sekali merasakan pelukannya, kita akan selalu ingin kembali. Ada hangat yang tidak bisa digantikan oleh apa pun di dunia ini. Bahkan oleh secangkir kopi robusta kesukaanmu.

Mudik itu soal pulang ke rumah, bukan cuma bangunan, tapi juga hati. Pulang ke pelukan orang-orang yang selalu menanti kita dengan cinta tanpa syarat.

Ada cerita-cerita lama yang kembali bersemi di ruang tamu. Ada tawa yang pecah saat kita mengenang masa kecil yang penuh kenakalan. Momen-momen seperti ini yang bikin kita merasa utuh.

Di kampung halaman, waktu seolah berjalan lebih lambat. Kita bisa duduk berjam-jam di teras, menikmati teh hangat sambil mendengarkan suara jangkrik bernyanyi. Tidak ada deadline, tidak ada notifikasi email yang mengganggu.

Mudik itu soal menemukan kembali identitas kita. Kita pulang bukan hanya sebagai anak rantau yang sukses, tapi juga sebagai anak kampung yang bangga dengan asal-usulnya.

Ada pelajaran hidup yang tidak bisa kita dapatkan di bangku kuliah atau dari buku-buku motivasi. Pelajaran tentang kesederhanaan, keikhlasan, dan cinta tanpa batas.

Mudik itu soal memberi dan menerima. Kita memberi waktu dan perhatian, dan kita menerima cinta dan doa dari orang-orang terkasih. Sebuah pertukaran yang sederhana, tapi sangat berharga.

Jangan pernah remehkan kekuatan mudik. Pulanglah, bukan hanya untuk melepas rindu, tapi juga untuk mengisi ulang energi positif yang akan kita butuhkan untuk menghadapi kerasnya hidup di kota.

Mudik itu investasi. Investasi kebahagiaan, investasi cinta, dan investasi surga. Jangan ragu untuk menghabiskan cuti tahunanmu untuk pulang kampung.

Pulanglah.......... 

Jalan syurgamu menunggumu pulang

Share:

0 comments