DOSEN DAN PRIVASI
Baca Juga
Sore ini setelah saya
selesai mengajar di kelas, saya sempatkan untuk duduk di ruang dosen. Ya, ini
sebuah ruang dosen, yang di beberapa perguruan tinggi lain (atau bahkan di
beberapa program studi di kampus) belum memilikinya. Saya bertemu dengan
seorang dosen lain yang [katanya] sudah menempuh jenjang pendidikan tertinggi.
Dia melihat saya ketika dia masuk ruang kelas yang berada tepat di depan ruang
dosen ini.
"Darimana
Ndi?"
"Baru selesai
mengajar pak"
Kemudian dia mencoba
masuk ke ruangan sembari melihat tajam ke seluruh isi ruangan.
"Ini ruang
apa?"
"Ini ruang dosen
fakultas ekonomi pak"
"Kok
disekat-sekat begini?"
"Ini untuk
memberikan sebuah privasi ke dosen yang bersangkutan agar lebih nyaman ketika
membimbing mahasiswa, maupun ketika menyelesaikan pekerjaan di ruang
dosen"
"Ruang dosen kok
kayak gini, ini seperti kandang burung"
"....................(Aku
pun diam mendengar ucapannya mengomentari ruang dosen di fakultas saya)"
Ia lantas berlalu
sembari mensergah bahwa apa yang disediakan oleh pihak fakultas berupa ruangan
khusus untuk dosen ini adalah sebuah tempat yang tidak layak.
***
Dari obrolan singkat
diatas, saya jadi berpikir, apakah sebuah dosen tidak layak mendapatkan
privasinya sehingga ia bisa berkonsentrasi menyelesaikan pekerjaannya diluar
tugas mengajarnya? Bukankah dosen itu memiliki 3 dharma yang harus dilaksanakan
sebagai bentuk tanggungjawab moral intelektual keilmuannya? Dan 3 dharma itu
tidak melulu harus berada di lapangan atau di kelas. Suatu waktu
(bahkan sering) seorang dosen harus menghabiskan waktu berjam-jamnya di depan
laptop untuk menulis sebuah journal atau artikel ilmiah atau hanya
sekedar membaca buku literatur ilmiah.
Privasi seorang dosen
semata-mata bukan hanya sebuah entitas melainkan juga sebuah
kebutuhan yang harus dilengkapi. Saya sendiri tidak bisa membayangkan bagaimana
jika dosen dalam sebuah fakultas berkumpul dalam satu ruangan tanpa adanya
sekat-sekat di dalamnya. Mungkin yang terjadi adalah penghabisan waktu yang
berakhir tidak produktif. Saya jadi teringat bagaimana di kampus saya yang di
Taiwan, Universitas menyediakan puluhan ruangan khusus bagi para dosen. 1
ruangan khusus untuk 1 dosen. Harapannya adalah dosen bisa memperoleh
privasinya sehingga bisa berkonsentrasi untuk menyelesaikan pekerjaannya dan
tugas-tugas lainnya.
Bagi sebagian orang,
privasi menjadi suatu hal yang dianggap tidak penting. Karena mereka terbiasa
untuk selalu menghabiskan waktu bersama dengan yang lain, namun tidak bagi sebagian
yang lain. Privasi menjadi hal yang urgent untuk dimiliki. Coba
bayangkan bila suatu ketika kita sebagai dosen sedang membimbing skripsi
mahasiswa. Kemudian kita mencoret-coret tulisan mahasiswa tersebut, serta
berdiskusi tentang materi yang ia tuliskan di skripsi tadi. Mungkin sebagian
dari kita jika antar tempat duduk tidak ada sekat, bisa saja kita ikut
mengomentari si mahasiswa tadi. Atau sekedar mentertawakan mahasiswa tersebut
yang kebetulan pas tidak bisa menjawab pertanyaan dari kita saat diskusi. Ini
salah satu alasan mengapa privasi ruangan itu menjadi suatu hal yang
diperlukan.
Contoh lain adalah
saat dosen sedang browsing / membaca sebuah journal maupun artikel. Apabila
ruangan tersebut tidak disekat, maka ketika rekan dosen kita mengobrol atau
tertawa, ini akan mengganggu konsentrasi kita yang sedang terfokus pada journal
tersebut. Belum lagi saat journal yang kita baca berbahasa inggris tingkat
tinggi, maka dalam bahasa saya "iso
ambyar kabeh pikiranku".
Memang idealnya satu
orang dosen memiliki satu ruangan khusus. Namun ini hanya mungkin diwujudkan di
kampus-kampus besar yang memiliki sumber daya lebih (keuangan dan fisik
bangunan). Bagi kampus-kampus yang sedang mencoba berkembang seperti kampus
tempat saya bekerja ini, ruangan khusus tersebut masih jauh untuk diwujudkan.
Oleh karena itu, fakultas membuat sebuah alternatif tempat yang memberikan rasa
privasi kepada dosennya, walaupun masih pas-pasan. Untuk saya, apa yang ada
saat ini merupakan suatu fasilitas yang sudah lebih dari cukup dibandingkan
kampus lain di daerah saya saat ini. Semoga kita semua semakin terbuka dengan
hal-hal baru yang bersifat konstruktif serta meninggalkan sinisme jenjang
dan umur antar dosen, Semoga !!!
Tags:
Pendidikan
1 comments
Terimah kasih informasinya,
BalasHapusSemoga bermanfaat,
Selamat pagi dan salam kenal yah.....