CELOTEH POLOS SI MUNGIL

Baca Juga


Hari ini aku sengaja berangkat telat ke tempat les. Bukan karena malas, tapi memang karena harus menunggu kelas kosong. Sekolah kami mendapatkan bantuan rehabilitasi gedung sekolah, sehingga anak-anak ada yang masuk sore selagi gedung masih diperbaiki. Oy, les ini merupakan les rutin untuk OSK Club.
Seperti biasa aku mengajar les ini secara bersamaan antara kelas 2-6. Di akhir les, aku sempat bilang mengenai rencanaku untuk ke Jakarta lagi terkait pengurusan dokumen-dokumen keimigrasian yang belum selesai sampai saat ini. Aku awalnya berpikir bahwa respon anak-anak akan seperti biasa, namun ternyata diluar dugaanku.

"Yah..... Kok pergi lagi sih pak. Kami kan masih kangen dengan bapak" Ucap Alfi, siswi kelas 2
"Iya pak, kok pergi sih. Nanti kami les nya sama siapa?" Sambung anak-anak yang lain.

Ucapannya yang disertai mimik muka sedih tersebut kontan membuatku tersentak. Baru kali ini aku melihat mereka sesedih itu. Seketika itu juga aku respon pertanyaan mereka
"Kan ada Bu Dwi nanti yang akan menggantikan bapak" Ujarku berusaha mengalihkan perhatian pertanyaan mereka.

Memang seminggu kemarin aku sudah meninggalkan mereka untuk mengikuti program TFL Batch 5 yang diadakan oleh PPM Manajemen. Sehingga selama aku pergi kemarin, Bu Dwi lah yang menggantikanku. Namun mereka tetap merengek untuk supaya aku tidak pergi ke Jakarta.

Aku mencoba mengalihkan pembicaraan agar anak-anak tidak lagi sedih. Aku mengalihkannya dengan cara membahas hal-hal teknis terkait pemberangkatan lomba. Awalnya mereka seperti tidak mau gubris pancinganku, namun ketika aku bilang tentang Pesawat, mereka langsung memberikan senyum cerianya kembali.

Kenapa Pesawat? Ya, impian mereka hanya satu dalam OSK inI, mereka bisa naik pesawat. Bagi anak-anak di desa kami, naik pesawat adalah suatu kebanggan tersendiri. Seperti layaknya mendapat hadiah yang luar biasa, antusiasme mereka untuk bisa naik pesawat sangatlah tinggi. Ini poin plus yang mampu memicu semangat mereka guna berprestasi dalam lomba ini.


Celoteh bocah-bocah polos ini sangatlah indah. Mungkin bagi sebagian orang, celoteh mereka hanyalah angin lalu. Namun bagiku, celoteh mereka adalah ungkapan kejujuran dari jiwa paling suci.
Semoga bapak tetap bisa menyemangati kalian nak, walau bapak tidak ada disamping kalian terus.


*Sidomulyo, 5 Februari 2013

dR.


Powered by Telkomsel BlackBerry®











Share:

2 komentar

  1. I know how you feel, Mas Bro Andi. Pengalaman kaya gini kadang bisa bikin orang yang baca *yg belum pernah ngajar terutama* pengen merasakan langsung pengalaman yang sama.
    Good luck for everything you do, now!

    Salam sangar dari Buaya Telake!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nuwun mas Umur. Semoga anak-anak ini kelak mampu menjadi kebanggaan pendidikan Indonesia

      Hapus