SEJARAH DAN DINAMIKA FKMHII
Baca Juga
Forum Komunikasi
Mahasiswa Hubungan Internasional Indonesia (FKMHII) terbentuk pada tahun 1989,
ditandai dengan Deklarasi Jatinangor. Ada 8 kampus yang merupakan deklarator
FKMHII, yaitu Universitas Riau, Universitas Nasional, Universitas Indonesia,
Universitas Padjajaran, Universitas Parahyangan, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Hasanuddin. Pertemuan
mahasiswa HI yang pertama ini berlangsung di Universitas Padjajaran, Bandung.
Dengan semangat untuk menyatukan mahasiswa HI se-Indonesia dalam sebuah forum,
kedelapan perwakilan institusi ini bertemu guna membicarakan pembentukan wadah
mahasiswa HI se-Indonesia. Tercatat tokoh-tokoh yang hadir dalam pertemuan yang
pertama ini adalah Suhanto dari UMY, Irman G. Lanti dari Unpad, Riza Nur Arfani
dari UGM.
Tujuan awal berdirinya FKMHII adalah sebagai wadah untuk adu intelektualitas, leadership dan pengalaman. Dalam mewujudkan itu semua FKMHII memiliki 2 agenda yaitu Pertemuan Nasional Mahasiswa Hubungan Internasional Indonesia (PNMHII) dan Pertemuan Sela Nasional Mahasiswa Hubungan Internasional Indonesia (PSNMHII). Tercatat setelah deklarasi pembentukan FKMHII pada tahun 1989 di Bandung, PNMHII yang pertama dilaksanakan di UNHAS, Makassar. Keputusan dalam pertemuan yang pertama ini adalah lebih kepada konsolidasi internal dan pencarian bentuk FKMHII. System pemerintahan dalam FKMHII dalam era ini adalah diketuai oleh seorang ketua dan sekjen. Dibantu dengan beberapa perangkat organisasi lainnya. FKMHII dalam periode ini juga menggunakan dasar AD/ART. Dalam era ini juga tercatat, Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa tergabung dalam FKMHII. Beliau merupakan pemakalah pada PNMHII ke-I di UNHAS Makassar. Dengan system yang diketuai oleh ketua dan sekjen, serta dasar AD ART, maka FKMHII merupakan sebuah organisasi. Adapun secretariat FKMHII adalah Perguruan Tinggi tempat Ketua FKMHII berasal. Sehingga setiap tahun, FKMHII berpindah secretariat sesuai dengan Ketuanya.
Dalam periode ini juga, debat ilmiah menjadi sesuatu yang popular dikalangan mahasiswa HI. Melalui arena adu intelektualitas dalam PNMHII, bisa dipetakan keunggulan masing-masing wilayah. Perguruan Tinggi dari wilayah Jakarta, khususnya UI terkenal dengan ulasan Ekonomi-Politiknya. Perguruan Tinggi dari wilayah Bandung, khususnya UNPAD terkenal dengan ulasan Hukum Internasionalnya. Perguruan Tinggi dari wilayah DIY terkenal dengan ulasan Filsafat Politiknya. Melalui ajang inilah, setiap kampus melalui delegasinya bisa beradu intelektualitas, sehingga FKMHII dalam periode ini sangat bernuansa akademis. Sidang-sidang dalam PNMHII dibagi kedalam 2 kategori, yaitu sidang akademik dan sidang organisasi. Keduanya mempunyai peran yang cukup penting.
Pertemuan Sela Nasional yang pertama diadakan di UGM, dengan masih membawa agenda konsolidasi dan penguatan internal FKMHII. PNMHII ke-II dilaksanakan di Universitas Airlangga. Dalam era ini FKMHII sudah mulai menemukan bentuk bakunya, sebagai forum kajian ilmiah dan intelektual. Ini dibuktikan dengan banyaknya pemakalah yang melakukan presentasi. PNMHII ke-II secara maksimal dimanfaatkan oleh mahasiswa HI sebagai ajang unjuk kebolehan diantara mahasiswa se-Indonesia.
PNMHII ke-III dilaksanakan di Universitas Darul Ulum, Jombang. Dalam periode FKMHII dengan format kepengurusan organisasi sudah mulai stabil dalam menjalankan roda organisasinya. Tercatat hampir tidak ada gejolak yang berarti dalam periode ini. Namun dengan stabilnya kondisi FKMHII pada periode 1993-2002 yang tidak ada gejolak, justru tidak melahirkan tokoh-tokoh ataupun gebrakan yang berarti.
Namun dengan FKMHII yang dipimpin oleh Ketua dan Sekjen, membuat FKMHII memiliki bargaining position yang kuat terhadap pemerintah. Beberapa narasumber yang sempat penulis wawancarai menceritakan bahwa dalam periode ini FKMHII mendapat kucuran dana yang cukup besar dari pemerintah. Ini dikarenakan dengan system kepengurusan tunggal, transparansi dana akan mudah diaudit yaitu melalui Bendahara FKMHII. FKMHII juga dalam periode ini memiliki Kertas Berkop serta stempel organisasi. Sehingga secara factual, FKMHII bisa disebut sebagai organisasinya mahasiswa HI se-Indonesia. Adapun logo FKMHII dalam periode ini adalah sebagai berikut.
![]() |
Logo FKMHII |
FKMHII mulai bergejolah pada tahun
2003. Ini dikarenakan pembagian wilayah kerja antara Ketua dan Sekjen. Sekjen
terfokus dengan pulau jawa saja, sehingga perguruan tinggi diluar pulau jawa
merasa terabaikan. Selain itu, posisi Sekjen yang diwakilin perorangan dari
perguruan tinggi yang notabenenya memiliki “nama” yang cukup kuat di pulau jawa
menbuat posisi Sekjen penuh dengan kepentingan. Sehingga terkesan Sekjen lebih
memiliki “power” dibanding Ketua. Selain itu, pada PNMHII di Universitas Budi
Luhur, benih-benih perpecahan di tubuh FKMHII sudah mulai nampak. Dengan adanya
posisi Sekjen yang cukup kuat dan tersentral di Pulau Jawa, membuat anggota
FKMHII terpecah dalam 2 nominasi, yaitu Indonesia barat dan Indonesia Timur.
Akibatnya pada PNMHII di UBL terdapat faksi-faksi kepentingan diantara semua
peserta. Pada PNMHII di UBL yang berlangsung pada bulan September 2003 ini,
tercatat ada 25 perguruan tinggi yang mengikuti pertemuan ini. Faksi yang
sangat nampak dalam PNMHII ini adalah Faksi Indonesia Barat VS Faksi Indonesia
Timur. Tiap faksi menuntut perubahan statute dalam FKMHII. Faksi barat menuntut
FKMHII berbentuk forum, namun faksi timur menuntut FKMHII berbentuk organisasi.
Perseteruan ini mulai memuncak menjelang berakhirnya PNMHII. UNHAS dari faksi
timur menyatakan diri keluar dari FKMHII.
Puncak dari kekisruhan dalam FKMHII ini terjadi pada PNMHII di UPN Jogja pada tahun 2004. Selain disebabkan adanya faksi-faksi dalam sidang, kekisruhan ini juga dipicu dengan adanya konflik antara Ketua dan Sekjen FKMHII. Ini dikarenakan power yang dimiliki tidak berimbang. Anggota Faksi Timur dalam PNMHII tahun 2004 adalah UNHAS, UNAIR, UNMUL, UNEJ, dan Universitas Darul Ulum. Sekjen dalam PNMHII ini adalah Rangga Aditya dari Universitas Prof. Dr, Moestopo Beragama. Buntut dari perseturuan ini adalah pecahnya FKMHII. Faksi timur menyatakan diri keluar dari FKMHII dan membentuk Persatuan Mahasiswa HI Indonesia atau PMHII. Mereka mendeklarasikan diri secara resmi pada 24 Maret 2005 dengan beranggotakan 12 perguruan tinggi. Deklarasi PMHII terkenal sebagai Deklarasi Sudian yang berlangsung di UNHAS, Makassar. Adapun logo PMHII adalah sebagai berikut.
PMHII memulai kegiatannya dengan
mengadakan Musyawarah Nasional di Universitas Darul Ulum, Jombang pada tahun
2006. Ditengah persaingan dan keretakan dalam tubuh FKMHII, agenda rutin
PSNMHII dan PNMHII tetap dilaksanakan. Pada PSNMHII tahun 2006 di UPN Jakarta,
mulai terjadi perumusan bentuk baku dari FKMHII yang baru. Dalam pertemuan ini
juga mulai dikenal adanya pembagian wilayah yang kemudian dikenal dengan
istilah Koordinator Wilayah (KORWIL) dari setiap daerah masing-masing. Dengan
adanya system Korwil ini mulai nampak adanya otonomi dari setiap wilayah.
Setiap perguruan tinggi dari berbagai daerah dimasukkan kedalam Korwil
masing-masing. Pada awal terbentuknya, terdapat 4 Korwil.
PNMHII tahun 2006 dengan mengambil tempat dimana dulu FKMHII dideklarasikan yaitu di UNPAD, merupakan titik balik dari kisruh yang ada di FKMHII. Pada PNMHII ini, trio Jogja merumuskan format baru FKMHII dengan system baku Presidium di masing-masing wilayah. Selain itu, trio Jogja juga mengusulkan adanya perubahan system AD/ART kedalam bentuk Pedoman Dasar Forum atau lebih dikenal dengan PDF. Ini dikarenakan AD/ART difungsikan sebagai dasar dari sebuah organisasi, namun karena FKMHII adalah forum sehingga kurang tepat jika FKMHII menggunakan AD/ART sebagai dasarnya. Dengan membawa semangat visi terbentuknya FKMHII pada tahun 1989, PNMHII ini terbilang sukses dibanding PNMHII tahun-tahun sebelumnya. Dalam pertemuan ini juga sudah tidak ada lagi faksi-faksi dalam peserta sidang. Kebulatan tekad untuk tetap melanjutkan visi dan misi FKMHII sebagai sebuah forum keilmuan mahasiswa HI tercermin dalam Deklarasi Jatinangor tahun 2006. Berikut merupakan Korwil-Korwil pertama hasil PNMHII di UNPAD.
-
Korwil I (Sumatera) : UNRI
-
Korwil II (Jakarta-Jabar) : Belum ada informasi yang jelas
-
Korwil III (DIY-Jateng) : UNWAHAS
-
Korwil IV (Kalimantan) : UNMUL
Satu hal yang menarik pasca pertemuan
ini adalah bahwa pengambilan keputusan dalam FKMHII bersifat kolegial diantara
presidium-presidium. Sehingga ini menganulir kemungkinan politisasi dalam tubuh
FKMHII.
PSNMHII pada tahun 2007 di UNMUL menunjukkan pola yang kondusif dalam tubuh FKMHII. Sehingga mulai dari pertemuan ini, focus pembahasan sidang lebih bertitik pada intelektualitas dan sedikit pembenahan-pembenahan dalam tubuh FKMHII.
PNMHII di UAI tahun 2007 juga mulai menunjukkan trend semakin kondusifnya situasi FKMHII. Dilanjutkan dengan PSNMHII di UMM pada tahun 2008, kemudian PNMHII di UNRI pada tahun 2008. Berikutnya berlanjut PSNMHII tahun 2009 di UNAIR. Dengan semangat untuk lebih memperkuat posisi FKMHII serta keanggotaan, lahirlah Resolusi Surabaya. Dalam PSNMHII ini juga dibahas aturan keanggotaan agar lebih memudahkan dalam pengambilan suara serta pengaturan anggota tetap serta peninjau. PNMHII berlanjut di UNEJ pada tahun 2009 dan PSNMHII di UNPAS pada tahun 2010.
dR.
Tags:
Pendidikan
10 comments
Bukankah waktu itu sekjen terakhir dari FKMHII adalah dari UBL dan dia sekarang menjadi dosen di UBL. Dan yang menurunkannya kalau tidak salah dari UPDM(B).
BalasHapusBisa minta tolong diberikan data serta kronologisnya?
HapusSaya menuliskan artikel diatas berdasarkan informasi dari beberapa narasumber yang ikut terlibat dalam sejarah FKMHII.
Kiranya kalau ada info yang lebih update mengenai sejarahnya, bisa share disini.
Terimakasih
Klo belum konfrehensif data-informasinya, jangan dipublikasikan dulu. Berniat baik, tapi menghasilkan negetif.
BalasHapusPerbaiki tulisan dan datanya.
Mr. Salim,.
Adakah anda berkenan memberikan informasi terkait FKMHII?
HapusKarena saya menulis artikel diatas juga tidak sembarangan, melainkan melalui penelitian terhadap para pelaku sejarahnya langsung, sehingga data-data di atas bisa saya pertanggungjawabkan kevalidannya.
Terimakasih
Mas Andi, saya mau membagi informasi anggota Koorwil II:
BalasHapusUniversitas Al-Azhar Indonesia
Universitas Budi Luhur
Universitas Indonesia
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Universitas Jayabaya
Universitas Kristen Indonesia
Universitas Nasional
Universitas Paramadina
Universitas Pelita Harapan
Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta
Universitas Presiden
Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
Universitas Satya Negara Indonesia
London School of Public Relation (masih dalam tahan penjajakan)
Terimakasih atas informasinya.
HapusSaya salah satu peserta dari PNMHII di UPN, sekjen pada waktu itu adalah Gusri dari UMY, bukan Rangga dari Moestopo waktu itu ada konflik antara Sekjen FKMHII dengan tuan rumah PNMHII yaitu UPN
BalasHapusBisa diceritakan tentang situasi waktu itu dan bagaimana kronologinya?
HapusSaya kebetulan saat ini satu organisasi dan sering bertemu dengan Rangga. Nanti akan saya crosscheck dengan beliau. Monggo bisa melalui email saya : azhandy@gmail.com
Terimakasih
iya benar...yg jadi sekjen pada waktu PNMHII tahun 2004 tgl 12 sd 18 desember adalah GUSRI....sy jg peserta dari Univ Darul 'Ulum,,,sidang sering deadlock bahkan sampai di
BalasHapususir dari Hotel Galuh Pukul 01.30 dini hari
Terimakasih atas informasi tambahannya. Nanti kl ada kesempatan, saya coba tanyakan
Hapus