MENGENAL PSDM ; PUSAT KOMANDO CYBER MILIK MUHAMMADIYAH

Baca Juga

Pemantauan percakapan di media sosial menggunakan SNA dengan Drone Emprit (Foto : PSDM)

Jika kita menonton film-film Hollywood seperti Die Hard 4, Mission Impossible, dan sebagainya, kita akan melihat satu scene dimana adegan diambil di suatu ruangan yang dipenuhi dengan layar monitor komputer dan terdapat satu layar monitor besar yang menjadi pusat perhatian utama. Selain komputer, ruangan ini juga diisi oleh orang-orang yang nampak jenius dalam urusan komputer yang selalu memakai headset di kepalanya. Biasanya film-film yang menampilkan scene ruangan seperti ini bertema hacker, IT, dan aksi. Ruangan ini jamak dikenal sebagai Pusat Komando yang biasanya dimiliki oleh institusi-institusi pemerintah seperti Kepolisian, militer, kantor presiden, hingga pemerintah-pemerintah daerah. 

Di Indonesia sendiri hanya ada beberapa institusi yang memiliki infrastruktur seperti ini, seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya yang masing-masing pernah dipublikasikan melalui media sosial pemimpinnya (Gubernur Anies, Walikota Emil, dan Walikota Risma). Di tingkat nasional, NTMC Polri dan TNI pernah juga memamerkan fasilitas ruangan komando seperti ini. Namun untuk sekelas organisasi masyarakat, baru Muhammadiyah yang menunjukkan kepemilikan ruang komando sibernya sebagai infrastruktur guna berdakwah di dunia maya. Muhammadiyah menjadi ormas pertama di Indonesia yang memiliki infrastruktur canggih ini.

Didirikan sejak tahun 2019, infrastruktur yang menjadi supporting system gerak dakwah Muhammadiyah ini memiliki nama resmi sebagai Pusat Syiar Digital Muhammadiyah (PSDM) dan telah memiliki banyak perangkat pendukung untuk mengelola informasi dan data digital terkait Muhammadiyah. Hingga saat ini, infrastruktur  yang ditempatkan di Kantor PP Muhammadiyah di Yogyakarta ini sudah dilengkapi dengan “alat perang” berupa ruang komando, server, perangkat lunak pemantau percakapan digital, serta didukung oleh para content creator dari kalangan kader Muhammadiyah di berbagai daerah di Indonesia. Khusus poin yang terakhir tadi, keberadaan para content creator ini bertujuan untuk menyesuaikan syiar dakwah Muhammadiyah dengan perkembangan zaman dimana ceruk penghuni dunia digital didominasi oleh gen z atau generasi internet. Sehingga diharapkan materi-materi dakwah yang diterbitkan oleh Muhammadiyah mampu di tangkap dengan mudah oleh para anak muda tersebut.

Tanwir Muhammadiyah 2020 yang menjadi agenda daring terbesar di Indonesia dari segi jumlah peserta (Foto : PSDM)

PSDM lahir sebagai upaya Muhammadiyah untuk bisa menguasai dunia digital dan memanfaatkannya dengan bijak untuk berdakwah serta menyampaikan pesan-pesan Islam sebagai alternatif di tengah kurangnya pemahaman Islam di masyarakat. Ada empat fungsi utama dari keberadaan PSDM ini, yaitu Pusat Komando / Command Center, Ruang Situasi / Situation Room, Manajemen Big Data, dan Pusat Krisis. Sebagai pusat komando, PSDM berfungsi mengkoordinasikan, mengkonsolidasikan, dan mengkolaborasikan semua elemen dan potensi sumber daya digital yang dimiliki oleh Muhammadiyah dibawah satu komando.

Yang kedua adalah sebagai ruang situasi. PSDM juga difungsikan sebagai pusat respon untuk meng-counter narasi-narasi negatif terkait Islam maupun terkait Muhammadiyah. Melalui PSDM juga, narasi-narasi publik dirumuskan sehingga menjadi narasi yang positif dan membangun. Fungsi yang ketiga adalah sebagai pusat manajemen big data. Di tulisan saya yang lain (Silahkan baca : Muhammadiyah sebagai Big Data), saya paparkan bagaimana Muhammadiyah dengan segala elemen dibawahnya merupakan sebuah data super besar dan datanya terus bertambah tiap jamnya. Data ini berupa data anggota, amal usaha, dan semua aktifitas terkait Muhammadiyah yang bisa ditransformasikan menjadi data digital, yang kemudian menjadi objek dari fungsi keberadaan PSDM ini. Data-data tersebut diolah oleh PSDM untuk kemudian dijadikan salah satu dasar pengambilan kebijakan strategis oleh pimpinan Muhammadiyah.

Fungsi yang terakhir adalah sebagai pusat krisis Ketika terjadi bencana alam maupun krisis sosial. PSDM berfungsi sebagai jembatan untuk menggerakkan sumber daya Muhammadiyah untuk secara cepat bergerak membantu setiap bencana dan krisis yang terjadi. Selain keempat fungsi tersebut, PSDM juga bertugas memfasilitasi proses koordinasi antara PP Muhammadiyah dengan jejaring persyarikatan di tingkat wilayah, daerah, hingga antar negara. 

Dalam dua tahun terakhir, kita sudah banyak melihat kiprah PSDM dan bagaimana mereka sukses memfasilitasi temu akbar pengurus Muhammadiyah melalui Tanwir Muhammadiyah tahun 2020 yang digelar secara daring untuk pertama kalinya dalam sejarah Muhammadiyah, Munas Tarjih Muhammadiyah tahun 2021, Pengajian-pengajian daring / online, konsolidasi PWM se-Indonesia, dan berbagai kegiatan lain yang bersifat daring. Selain itu, kita juga bisa melihat bagaimana narasi-narasi berupa video, teks, maupun gambar yang saat ini rutin di publikasikan melalui media sosial resmi persyarikatan sangat apik dan kekinian. Bisa jadi, tanwir Muhammadiyah tahun 2020 yang sukses dilaksanakan secara daring melalui Zoom dengan jumlah peserta mencapai lebih dari 5000 orang ini, menjadi acara daring terbesar yang pernah diadakan di Indonesia [atau bahkan dunia] tanpa kendala yang berarti. Kala itu, seluruh tim PSDM dan unsur-unsur lain Muhammadiyah bahu-membahu menyiapkan dan menyukseskan hajatan besar Muhammadiyah yang pertama dan terbesar yang diadakan secara daring.

Menkes Budi sedang menjajal kecanggihan PSDM (Foto : PSDM)

Jika pandemi Covid-19 ini masih terjadi hingga dua tahun kedepan, maka bukan tidak mungkin Muktamar Muhammadiyah yang sedianya diadakan di kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS / Solo) akan digelar secara daring juga. Jika ini terjadi, maka PSDM akan berperan sangat sentral dalam menjamin kesuksesan agenda tertinggi dan terbesar dari persyarikatan Muhammadiyah ini. Kalau saja Panitia Pencatat Rekor Dunia (Guinness World Record) tidak disponsori oleh perusahaan minuman beralkohol (Guinness Beer), mungkin sudah ada yang mendaftarkan Muhammadiyah untuk menerima penghargaan sebagai pemecah rekor dunia karena berhasil mengadakan pertemuan daring terbesar di dunia. 

***

Dunia digital berkembang sangat pesat. Ini adalah sebuah keniscayaan yang hidup di zaman dimana manusia sangat mudah mengakses berbagai informasi dalam genggamannya. Bagi yang bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman, maka ia akan mampu bertahan. Namun bagi mereka yang gagap, bahkan tertinggal untuk mengikuti perkembangan zaman ini, maka ia akan tergilas dan hilang ditelan zaman.

Muhammadiyah yang telah berhasil melewati usia 100 tahun dan melintasi berbagai zaman, akan terus berusaha menyesuaikan gerakannya. Adanya PSDM sebagai sebuah infrastruktur baru dan modern adalah semata-mata untuk mendukung kerja-kerja persyarikatan dalam mengemban tugas dakwah dan kemanusiaannya. Seiring semakin pesatnya perkembangan dunia digital, maka Muhammadiyah juga mulai menjadikan data sebagai salah satu basis utama dalam proses pengambilan setiap kebijakan. Dan keberadaan PSDM salah satunya adalah untuk mendukung dalam men-supply data digital yang dibutuhkan sehingga kebijakan yang diambil bisa lebih objektif dan tepat sasaran. Semoga persyarikatan kita tidak Lelah dalam berinovasi dan menyesuaikan zaman agar persyarikatan kita ini mampu bertahan 100 tahun lagi !


Share:

1 komentar

  1. Semakin mmenguasai digital teknologi akan semakin didepan

    BalasHapus