KONSEP TAKZIYAH VIRTUAL ; ANTARA ZOOMINAR DAN YASINAN

Baca Juga

 

Si A : Innalillahi wainnailaihi rojiun. Guys, ada berita duka. Mas Z (sambal ngetag nama yang bersangkutan di group WA) baru saja wafat karena Covid-19. Jenazahnya akan dikebumikan hari ini juga. Mari doakan semoga beliau husnul khatimah dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran.

Jamaah WA : Innalillahi wainnailaihi rojiun. Aamiin. Bagaimana jika kita adakan takziyah online besok malam?

Jamaah lain     : Setuju………. Si B yang jadi hostnya saya.

Si B : Siap. Via Zoom ya. Nanti saya siapkan link Zoom takziyahnya

 

Keesokan harinya menjelang acara takziyah online dilakukan.

 

Si B : Guys, acara malam ini jadi kan ya?

Jamaah WA : Jadi bro. Emang ada apa?

Si B : ngaanuu…….. Susunan acaranya bagaimana ya? Apakah acaranya cukup kita-kita saja atau perlu ada perwakilan dari pihak keluarga? Saya belum pernah ngadain takziyah online.

Jamaah WA : …………(mendadak hening seketika, tidak ada respon dari jamaah lain)

Si A : Sebaiknya sih perlu ada ya perwakilan keluarga

Si C : Tapi bagaimana caranya mengundang pihak keluarga. Kan tidak mungkin dadakan

Si B : Saya usul, bagaimana jika acara mala mini diundur besok malam saja. Sambil kita fix kan susunan acaranya.

Jamaah WA : Setujuuuuu


Dan acara pun akhirnya berlangsung esok harinya dengan acara yang cukup sederhana dan relative singkat. Intinya hanya doa Bersama dan sambil saling mengingatkan pentingnya menjaga diri dari Covid-19 yang sudah mulai dianggap sebagai virus biasa di masyarakat sehingga banyak yang abai terhadap protocol Kesehatan. 


***


Kejadian diatas benar-benar terjadi beberapa waktu yang lalu di salah satu group Whatsapp yang saya ikuti. Pandemi Covid-19 benar-benar telah mengubah Sebagian besar cara hidup kita. Mulai dari memakai masker, bersekolah, bekerja, hingga ke perihal cara kita bertakziyah kepada mereka yang wafat karena penyakit ini. Sebagian besar kegiatan yang dulunya biasanya kita lakukan secara luring dengan berkumpul Bersama lainnya, kini aktifitas tersebut banyak dilakukan melalui daring dengan bertatap muka melalui layer gawai kita masing-masing. Keadaan ini menyebabkan kita harus menyesuaikan dengan kondisi dan situasi yang ada, tak terkecuali dalam hal takziyah. 


Takziyah virtual (daring/online) saat ini mulai menjadi trendsetter di masyarakat kita. Jika dulu orang mendengar ada saudara, kerabat, atau handai taulan yang meninggal yang lokasinya jauh dari tempat tinggal kita, maka kita meresponnya dengan mengirimkan ucapan duka cita melalui karangan bunga, sms, atau ucapan advertorial melalui media cetak. Kini, seiring pesatnya perkembangan internet, maka ritual tersebut ditambahi dengan takziyah virtual. 


Ilustrasi (Gambar : Peacefoo/istockphoto)
Ilustrasi (Gambar : Peacefoo/istockphoto)

Secara sederhana, esensi dari takziyah yang digariskan oleh agama adalah untuk mendoakan si mayit serta men-support dan menghibur keluarga yang ditinggalkan sehingga tidak larut dalam kesedihan karena ditinggalkan oleh almarhum/ah. Bentuknya bisa berbagai macam, bisa dengan menceritakan hal-hal baik tentang almarhum/ah, memberi bantuan uang, membantu tenaga untuk mengurus jenazah, dan banyak lagi. Prinsip ini yang harus menjadi dasar Ketika kita mencoba mentransformasikan takziyah menjadi kegiatan virtual/daring.


Selama setahun terakhir, kita semakin akrab dengan webinar, zoominar, diskusi online, dan sebagainya. Bahkan dalam satu minggu, bisa full 7 hari kita berseminar secara daring. Alhasil, rutinitas baru ini secara tidak sadar menjadi semacam paradigma bahwa kegiatan online susunanannya seperti itu, paling tidak mirip. Paradigma ini yang akhirnya menjadikan kita kebingungan Ketika harus menyelenggarakan kegiatan ibadah secara virtual seperti takziyah ini. Oleh karena itu, bagi penyelenggara perlu diperhatikan secara seksama konten kegiatannya tanpa meninggalkan esensi dari kegiatan itu sendiri.


*** 


Di Bengkulu, ada kebiasaan baik yang sudah dijalankan berpuluh tahun dalam hal takziyah dan mendoakan jenazah. Di hari kedua atau ketiga meninggalnya jenazah, masyarakat mengadakan “tabligh musibah” di kediaman keluarga. Penyelenggaranya adalah institusi tempat almarhum/ah/keluarga bekerja, atau bisa juga dilakukan oleh kelompok masyarakat di sekitarnya (bisa RT, Kelurahan, maupun kelompok arisan). Acaranya seperti kegiatan tabligh akbar / pengajian, dengan inti acara adalah ceramah agama dari seorang mubaligh dengan mengambil tema tentang kematian, kesabaran, dan sebagainya. Tujuannya adalah mengingatkan bagi kita yang masih hidup untuk merenungi kehidupan dan kematian yang bisa saja datang sewaktu-waktu.


Selain itu, dalam rangkaian tabligh musibah ini, biasanya ada yang menambahi dengan pemberian testimoni dari kerabat dekat, rekan kerja, serta tokoh masyarakat. Tujuannya adalah menghibur keluarga yang ditinggalkan dan memberikan semangat kepada keluarga untuk menghadapi hari-hari setelah ini.


Ada tiga poin yang seyogyanya tidak boleh terlupa dalam penyelenggaraan takziyah online : tabligh (saling mengingatkan tentang hikmah kematian untuk kita yang masih hidup), pemberian testimoni tentang hal-hal baik serta kebaikan almarhum/ah (untuk menjadi pelajaran serta panutan sekaligus menjadi penghibur bagi keluarga), dan mendoakan almarhum/ah.


Selain itu, dalam tradisi masyarakat kita dikenal adanya pemberian sumbangan untuk keluarga yang ditinggalkan agar kebutuhannya dalam beberapa hari masa berkabung bisa tercukupi. Ini bisa di transformasikan menjadi salah satu bagian juga dalam rangkaian takziyah virtual jika disepakati oleh semuanya. Islam mengajarkan bahwa dalam takziyah kita dilarang memberatkan si keluarga yang sedang berduka, dan Islam menganjurkan kita untuk membantu si keluarga tersebut sehingga bisa meringankan kondisi mereka yang sedang berduka karena kehilangan anggota keluarga yang dicintai.


*** 


Mengakhiri tulisan ini, kami mencoba memberikan sebuah contoh konten (susunan) acara takziyah virtual yang [siapa tahu] bisa dijadikan referensi.

  1. Pembukaan
  2. Pembacaan Ayat Suci Alquran (disarankan membaca ayat-ayat yang berkaitan dengan kematian maupun mengingatkan tentang maut) sekaligus pembacaan arti ayat yang dibaca tersebut
  3. Sambutan dari pihak penyelenggara (diusahakan untuk menjelaskan mengapa kegiatan ini ada dan apa tujuannya)
  4. Sambutan dari pihak keluarga (jika dimungkinkan dari keluarga inti, namun jika tidak ada yang bisa maka bisa dari keluarga besarnya)
  5. Pemberian testimoni dari beberapa kerabat dan rekan almarhum / ah (testimoni singkat saja namun menceritakan hal-hal baik tentang almarhum/ah, jasa-jasanya, serta bagaimana peran almarhum di tempat kerja/pergaulan)
  6. Tabligh Musibah (pilih mubaligh yang tidak suka bercanda dalam mengisi tabligh musibah dan pilih tema-tema yang terkait dengan kematian, kehidupan setelah mati, serta bagaimana kita bersikap dalam menyambut akhir waktu nyawa kita)
  7. Doa bersama
  8. Pemberian bantuan materi kepada keluarga untuk membantu kebutuhan sehari-hari keluarga yang ditinggalkan selama beberapa hari masa berkabung (yang ini sifatnya opsional, tergantung kesepakatan para pentakziyah sebelumnya)
  9. Penutup


Selain itu, usahakan semua kamera dinyalakan sehingga ada interaksi (selama ini, banyak kegiatan daring/virtual yang kesannya hanya satu arah karena kamera peserta dimatikan).


Intinya, kegiatan takziyah virtual ini merupakan hal baik dan baru bagi kita untuk melaksanakan perintah nabi. Dengan kemajuan teknologi, kendala jarak-ruang-waktu tidak lagi menjadi hambatan untuk terus melaksanakan sunnah-sunnah nabi, seperti takziyah seperti ini. Jangan lihat bahwa ini adalah bentuk bid’ah, namun lihat ini sebagai sebuah ijtihad dengan memanfaatkan kemajuan zaman.


*** 


Setiap dari kita akan meninggal atau ditinggalkan lebih dahulu. Bagi yang ditinggalkan, tentu perlu dukungan dan bantuan dari lingkungan sekitar untuk beradaptasi terhadap ketentuan Allah tersebut. Tidak mudah memang cepat beradaptasi terhadap kehilangan orang yang dicintai, namun yakinlah bahwa sesungguhnya Allah telah menetapkan waktu akhir terbaik bagi setiap orang. Sebagai individu yang diperintahkan Allah untuk senantiasa berhablumminannas, maka sesungguhnya takziyah adalah salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk memuliakan si jenazah dan keluarga yang ditinggalkan. Dan karena pandemi ataupun karena jarak, maka takziyah tetap bisa dilakukan melalui perangkat teknologi seiring majunya zaman. Semoga kita senantiasa menjadi pribadi-pribadi beriman yang ingat akan kematian dan menyiapkan diri terhadap kematian. Wallahu’alam bishawab

Share:

0 komentar