RAMADHAN DAN SINETRON KHAS DEDY MIZWAR
Baca Juga
"Tahun
ini sinetron PPT ada lagi tidak kang?"
"Wah,
sepertinya tahun ini PPT harus absen nih"
"Sayang
sekali ya, padahal ini tontonan wajib bagi keluargaku"
"Iya,
semoga tahun depan sudah bisa tayang lagi"
***
Saya
cukup lama kenal dengan Mas Roy, salah satu pemain sinetron Para Pencari Tuhan.
Mungkin sudah sekitar 9 tahunan. Waktu itu saya kenal beliau karena sedang
order jaket seragam di usaha konveksinya. Dan beberapa kali saya juga order ke
beliau, karena kualitas jahitannya, bordirannya, dan desainnya sangat
memuaskan.
Waktu
itu tahun 2010, minggu pertama ramadhan kalau tidak salah, saya ke rumah mas
Roy untuk memesan baju seragam organisasi. Setelah cukup lama berdiskusi dengan
beliau tentang masalah desain dan harga, tiba-tiba beliau bercerita tentang
sinetron PPT. Ia bercerita bahwa dia adalah salah satu pemain PPT yang memang
selalu booming saat ramadhan. Awalnya
saya tidak percaya, namun saat ia menunjukkan beberapa video kala ia beradegan,
barulah kemudian saya percaya. Dari situ kemudian saya meng-add beliau dalam pertemanan facebook
agar bisa senantiasa update kabar film/sinetron yang beliau bintangi. Bangga juga dong punya teman pemain film. He
he he........
![]() |
Serial PPT (Sumber : Istimewa) |
Kemarin
malam, mas Roy men-share salah satu
episode dalam sinetron PPT 10 sembari menuliskan caption "Kenangan yang
luar biasa dengan bang Jack dan Roy". Tertarik dengan postingan beliau,
saya pun membuka komentar-komentar dibawahnya. Dan cukup terkejut saat beberapa
teman mas Roy menanyakan tentang kelanjutan sinetron PPT tahun ini yang
ternyata tidak akan tayang.
Ini
artinya, ramadhan tahun ini akan sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya
yang biasanya kita akan anteng di
depan TV saat sahur untuk menyaksikan sinetron garapan Dedy Mizwar ini.
Ramadhan
Pra Sinetron Dedy Mizwar
Dedy
Mizwar memulai debut sinetron ramadhannya pada tahun 1999. Ini menjadi tonggak
baru sejarah serial sinetron di Indonesia yang mengambil momen ramadhan. Demiz,
begitu biasa dia dipanggil, membuat serial Lorong Waktu untuk pertama kalinya
di ramadhan tahun 1999 yang tayang perdana pada hari senin, 6 desember 1999.
Sebelum
adanya sinetron ini, nuansa puasa / ramadhan banyak diisi oleh acara-acara
kuis, ceramah agama oleh da'i-da'i kondang di televisi, hingga drama sahur yang
populer di radio-radio.
Saya
ingat sekali di era 90'an, bapak selalu menyetel radio tuanya untuk menemani
sahur kami. Walaupun ada TV, namun di jam-jam sahur, hampir tidak ada stasiun
TV yang menyiarkan acara. Waktu itu ada aturan (kalau tidak salah) tayangan TV
tutup pkl. 24.00 WIB dan baru mengudara kembali pkl. 04.30 WIB. Alhasil, kami
yang sahur pkl. 03.45 WIB tidak bisa melihat tayangan TV apapun. Sebagai
gantinya, radiolah yang menjadi alternatif untuk menemani sahur kami. Hingga
saat ini, beberapa jingle radio untuk membangunkan sahurpun masih terus
teringat. Sahur..... Sahur..... Sahur
dulu, mumpung masih ada waktu. Sahur, sahur, sahur.
Ramadhan
ala Sinetron Dedy Mizwar
Tepat
di ramadhan hari pertama tahun 1999, serial Lorong Waktu tayang perdana di
SCTV. Waktu itu, belum dinamai Lorong Waktu 1, karena mungkin tidak akan
menyangka bahwa sinetron ini akan menjadi salah satu sinetron yang sangat
ditunggu oleh masyarakat di kala ramadhan yang bahkan bisa bertahan hingga 6
musim dengan 480 episode. Salah satu serial musiman terlaris di zamannya.
Sejak
kehadiran sinetron Lorong Waktu 1, suasana ramadhan berubah. Ada tayangan di TV
yang sangat ditunggu oleh masyarakat, utamanya anak-anak. Dengan bintang
utamanya seorang kakek-kakek dan anak-anak, sinetron ini kemudian menjadi warna
tersendiri dalam tayangan TV Indonesia di akhir dekade 90'an. Dedy Mizwar
berhasil menghadirkan sinetron yang lain daripada yang lain.
Dalam
sinetron ini, Dedy Mizwar menghadirkan tontonan yang bisa menjadi tuntunan.
Terlepas dari kritik bahwa cerita tentang teknologi lorong waktu yang dianggap
sebagai sebuah khayalan, namun sinetron ini mampu meramu pesan-pesan kehidupan
yang diajarkan oleh nabi dengan sangat baik dan mudah dipahami oleh semua
lapisan masyarakat, tak terkecuali anak-anak yang (sepertinya) menjadi segmen
utama penonton sinetron ini. Zaman sebelum ada TV, sebagai muslim kita biasa
mempelajari cerita-cerita / hikayat Islam yang memiliki pesan moral yang baik,
melalui cerita yang diperdengarkan oleh guru ngaji/agama kita. Bagi sebagian anak-anak, ini hal yang biasa.
Namun bagi sebagian yang lain yang membutuhkan visualisasi untuk merekam makna
yang terkandung dalam pesan tersebut, ini sedikit menyulitkan.
Dengan
hadirnya sinetron Lorong Waktu ini, hikayat, cerita, pelajaran tentang Islam
dengan mudah dipahami oleh penonton yang menyaksikan. Apalagi anak-anak, karena
sinetron ini (sepertinya) sengaja tidak disetting untuk terlalu serius dalam
jalan ceritanya. Sehingga, anak-anak dengan mudah menangkap pesan-pesan moral
yang terkandung dalam tiap episodenya. Sebagai contoh misalkan dalam Lorong
Waktu 3 episode 8 yang mengambil tema tentang doa yang terkabulkan. Di buku
pelajaran agama di sekolah, kita diajarkan bahwa dalam mengabulkan do'a
seseorang, Allah tidak melihat pangkat, jabatan, maupun materi seseorang. Namun
dari keikhlasan doa yang dipanjatkan tersebut. Materi ini mungkin selintas
terkesan biasa saja, bahkan (mungkin) lebih nampak sedikit kaku untuk dimaknai
oleh anak-anak SD. Namun di sinetron Lorong Waktu, cerita ini digubah menjadi
sebuah cerita tatkala doa seorang penjual gorengan yang biasa mangkal di depan
masjid justru yang dikabulkan oleh Allah kepada seorang muslim yang meninggal.
Padahal yang mensholati jenazah tersebut berasal dari berbagai kalangan, ada
imam masjid, santri, dan masyarakat umum. Tapi justru doa seorang penjual
gorenganlah yang diterima. Saat ditanya, ia hanya berdoa dengan kalimat
"Ya Allah, terimalah amal bapak ini. Sesungguhnya ia adalah tamu-Mu.
Apabila ia menjadi tamuku, maka aku akan berikan semua gorengan ini untuk
menyenangkan hatinya". Sederhana sebenarnya cerita dalam episode ini,
karena sudah banyak diceritakan di buku-buku agama. Namun, melalui sinetron
ini, cerita ini lebih berhasil menyampaikan makna dan pesan tersebut. Bagi saya
pribadi, ini jauh lebih membekas dibanding teks-teks dalam buku pelajaran.
Dan,
tayangan ini pun sukses mendulang popularitas hingga terakhir tayang pada hari
senin 10 Juli 2006. Bulan Puasa di masa kami anak-anak pun sukses dibuatnya
menjadi sangat terkesan.
***
Lebaran
tahun 2003, Dedy Mizwar me-launching
film “Kiamat Sudah Dekat”. Film yang bergenre FTV ini lagi-lagi berhasil
menggaet popularitasnya sendiri dengan menyajikan cerita tentang bagaimana
Islam dalam memandang perjodohan, pacaran, dan syarat calon pasangan yang baik.
Alhasil, lebaran yang biasanya hanya diisi dengan acara-acara konser musik di
TV, talkshow, sedikit lebih berwarna dengan tayangan ini.
Suksesnya
FTV ini, lantas menjadikan Dedy Mizwar membuat serialnya untuk mengisi ramadhan
tahun 2005 dimana saat itu Lorong Waktu sedang tidak tayang (kemudian tayang
lagi pada ramadhan 2006). Dan mudah tertebak, ramadhan tahun 2005 juga lebih
berwarna dengan hadirnya sinetron ini untuk dijadikan tontonan sekaligus
tuntunan untuk belajar tentang Islam melalui visualisasi film / sinetron.
Sinetron
Para Pencari Tuhan
Tahun
2007, Dedy Mizwar membuat sinetron baru lagi untuk mengisi bulan ramadhan. Jika
2 sinetron sebelumnya ditayangkan saat siang dan menjelang berbuka puasa, maka
kali ini sinetron yang mengambil tokoh preman yang taubat ditayangkan saat
sahur. Di era 2000-an, suasana sahur banyak diisi oleh tayangan hiburan seperti
kuis maupun talkshow. Hadirnya sinetron ini menjadikan suasana sahur lebih
semarak.
Jika
film-film ramadhan sebelumnya lebih condong mengambil anak-anak dan remaja
sebagai segmennya, maka kali ini (sepertinya) Dedy Mizwar ingin meluaskan lagi
segmennya menjadi semua umur. Dedy mengambil tema-tema up to date dalam tiap episodenya. Bahkan, dalam beberapa musim,
sinetron mengambil syuting striping saat ramadhan tiba. Dan ini semakin
menguatkan jalan cerita karena mengangkat tema-tema terbaru yang sedang hangat
dibicarakan di masyarakat.
Melalui
sinetron ini, masyarakat diajak untuk merenungi dan mempelajari kembali makna
ajaran-ajaran Islam dengan visualisasi yang mudah dipahami. Sebagai contoh
misalkan bagaimana Islam senantiasa mengajarkan untuk senantiasa bersyukur dengan
berbagai keadaan yang ada pada diri manusia. Cerita ini (bisa jadi) diadopsi
dari sebuah riwayat tentang sahabat nabi yang tatkala miskin, ia rajin sholat
berjamaah. Namun saat Allah menjadikannya kaya, ia justru lalai dan kufur
nikmat dan semakin meninggalkan solat, sehingga Allah menurunkan azab
kepadanya. Dalam salah satu episodenya, Dedy Mizwar menghadirkan cerita ini
dalam konteks masyarakat kita yang majemuk dengan bumbu adegan-adegan
pendukungnya. Ini menjadikan konteks ajaran untuk senantiasa bersyukur menjadi
lebih relevan dan dipahami oleh para penontonnya.
***
Sejak
pertama kali tayang, saya jarang absen untuk menonton sinetron ramadhan garapan
Dedy Mizwar ini. Tak terkecuali saat sudah merantau di Jogja. Tiap sahur saya
numpang ke teman sebelah kamar untuk menonton sinetron ini (saat kuliah di
Jogja, saya tidak memiliki TV, bahkan hingga lulus). Ada kebahagiaan tersendiri
saat ramadhan bisa ditemani oleh sinetron-sinetron yang kaya akan pesan agama
dan moral.
Jika
dulu saat kita kecil, mungkin masih ada yang ingat, kita selalu mengisi buku
ramadhan dengan mendengarkan ceramah-ceramah agama di masjid / mushola, atau
dengan mencentrang daftar buku bacaan agama yang sudah kita baca pada hari itu,
yang ditujukan sebenarnya agar kita senantiasa mengisi ramadhan dengan upgrade ilmu dan pengetahuan tentang
agama, maka saat remaja, kegiatan upgrading
ilmu tersebut bisa melalui tayangan-tayangan sinetron ramadhan seperti Lorong
Waktu dan Para Pencari Tuhan ini.
Saya
sendiri lebih senang menyebut film-film ramadhan ini sebagai sebuah tontonan
yang dikemas menjadi tuntunan, sehingga walaupun maksud dan tujuannya adalah
untuk sarana dakwah, namun tetap tidak melupakan unsur hiburannya. Ini yang
menjadi kelebihan tersendiri dari keberadaan film-film ramadhan ini.
Di
sisi lain, saya sendiri mengoleksi soundtrack
semua film ramadhan garapan Dedy Mizwar mulai dari Lorong Waktu 1 hingga PPT 11
yang tayang ramadhan tahun lalu. Sang sutradara yang sudah malang melintang di
dunia perfilman Indonesia ini tidak melupakan juga tentang pesan moral yang
bisa dihantarkan melalui musik dan lagu pembuka sinetron ini. Lirik-liriknya yang
sarat akan pesan moral dan agama berhasil digubah oleh Anes Bali Chossy Pratama
dengan sangat apik. Bagi saya
pribadi, at least lagu-lagu ini
senantiasa ada dalam playlist MP3 saya untuk selalu didengarkan saat waktu
senggang. Cukup enak untuk menjadi semacam pengingat diri akan pesan moral yang
terkandung dalam liriknya, serta menjadi hiburan melalui musiknya.
***
Di
salah satu komentarnya, Mas Roy menyatakan bahwa tahun ini akan ada sinetron
ramadhan pengganti lainnya. Bisa jadi ini untuk sedikit mengobati rasa kecewa
karena sinetron PPT tidak bisa tayang tahun ini. Tidak tayangnya sinetron ini
(bisa jadi) karena Dedy Mizwar sedang maju sebagai Calon Gubernur Jawa Barat.
Sebagai informasi, Pilkada serentak tahun ini akan dilangsungkan tanggal 27
Juni 2018. Ini berarti sebelum dan selama ramadhan penuh, Dedy Mizwar akan
disibukkan dengan agenda kampanye dan sosialisasi sebagai calon gubernur.
Otomatis sangat kecil kemungkinan Dedy Mizwar bisa mensutradarai dan ikut
beradu acting dalam film ini, mengingat jadwal dan tahapan pilkada yang sangat
penuh hingga hari pencoblosan.
Sebenarnya
bisa Dedy Mizwar tidak ikut main dalam film ini, namun apalah Sinetron PPT
tanpa Dedy Mizwar. Kalau sebelumnya PPT tanpa group lawak Bajaj, masih bisa jalan (seperti yang terjadi tahun lalu). Namun
jika pemain paling sentralnya tidak ada, maka film ini sepertinya akan
kehilangan marwah-nya. Sehingga
mungkin pilihan ditiadakannya film ini untuk ramadhan tahun ini adalah pilihan
pahit yang memang harus diambil oleh sang sutradara.
Menutup
curhatan panjang ini, sebagai penonton dan masyarakat, saya berharap bahwa
kelak akan ada rumah produksi dan sutradara lain yang bisa mengembangkan,
membuat, dan meneruskan tradisi sinetron-sinetron ramadhan yang sarat akan
makna seperti yang digarap oleh Dedy Mizwar dengan rumah produksi PT Demi
Gisela Citra Sinema nya. Jika kelak banyak film-film bermutu di kala ramadhan,
maka suasana ramadhan akan semakin meriah dengan tontonan dan tuntunan yang
islami yang tidak sekedar mengejar rating
semata. InshaAllah !!
Tags:
SeloSeloan
0 comments