ISLAM MENURUT 'ALIEN'
Baca Juga
Bagi kita yang mendapatkan identitas Muslim sejak
lahir, ajaran-ajaran yang ada dalam Islam terkadang hanya dipahami sebagai laku
ritual semata. Banyak [bahkan saya sendiri] yang tidak mengetahui filosofi
ibadah serta ajaran dalam Islam serta kaitannya dengan sosial, budaya,
kesehatan, dan semua cabang ilmu pengetahuan modern yang ada saat ini.
Islam lahir secara lengkap. Tak ada cacat sedikitpun
dalam Islam. Cacat yang [kebanyakan] kini dipahami oleh segelintir orang adalah
buah dari kekurangannya memahami Islam secara utuh. Islam lahir dengan
membawa ari-ari semua
cabang keilmuan modern saat ini. Bahkan, saat kondisi masyarakatnya belum
mencapai tahap maju, Islam sudah Avant
Garde dalam mengimplementasikan ilmu pengetahuan modern dalam
ajaran-ajarannya.
***
Beberapa hari yang lalu, dalam diskusi kelas, salah
seorang teman saya memberikan presentasi tentang Kota Ramah Kesehatan. Ia bercerita tentang salah satu kota di
dunia. Ia juga menunjukkan salah satu video yang cukup viral beberapa minggu
belakangan, tentang bagaimana Taiwan berubah dari sebuah "pulau
sampah" menjadi salah satu pulau terbersih di dunia. Professor
saya pun menanggapi presentasi dan tayangan video tersebut.
Taiwan membutuhkan waktu 2
tahun lebih untuk merubah kebiasaan serta pola hidup masyarakatnya.
Masyarakat Taiwan di masa lampau, 180 derajat berbeda dengan saat ini. Dulu,
masyarakat Taiwan gemar membuang sampah sembarangan. Alhasil, pada tahun
2000an Pemerintahnya membuat regulasi untuk membentuk karakter dan kebiasaan
menjaga kebersihan lingkungan dengan cara mengurangi kotak sampah serta
mengenakan denda bagi siapa saja yang membuang sampah sembarangan. Bahkan
orang yang melaporkan orang lain yang membuang sampah sembarangan malah akan
diberi hadiah. Alhasil, dalam kurun beberapa waktu, Taiwan berubah. Pola
hidup dan kebiasaan masyarakatnya berubah drastis. Namun itu bukanlah sebuah
kejutan. Karena Taiwan baru menerapkan regulasi tersebut setelah 50 tahun
berdiri. Itupun karena memang kondisinya sudah sedemikian parah. Jadi menurutnya
itu adalah sebuah kewajaran. Sebuah usaha [yang walaupun biasa] tetap harus
diapresiasi. Namun ada yang jauh lebih harus diapresiasi.
|
Menurut professor saya yang lama tinggal di Amerika
Serikat tersebut, ia justru salut dengan Islam. Agama ini sudah mengajarkan
tentang kebersihan berabad-abad yang lalu. Professor justru mencontohkan
tentang wudhu, kebersihan pakaian dan tempat [terutama ketika akan sholat],
bersuci sehabis buang air kecil dan besar, serta menjaga kebersihan rumah dari
hewan peliharaan. Baginya, Islam adalah agama yang sangat menganjurkan pola
hidup bersih dan sehat. Tak ada keraguan di dalamnya. Sayapun menimpalinya
dengan sebuah kalimat, "Dalam Islam, menjaga kebersihan adalah sebagian
dari Iman".
Lain professor lain pula dengan anak muda Taiwan.
Kemarin saya kebetulan satu bus dengan salah satu karyawan kampus yang usianya
kurang lebih sama dengan saya. Ia menyapa saya terlebih dahulu saat bertemu di
bus dan iapun membuka percakapan dengan beberapa pertanyaan basa-basi. Namun 5
menit berikutnya, percakapan menjadi lebih berbobot.
"Andi, apa agamamu?"
"Saya bergama Islam"
"Wah, Islam ya? Saya sangat terkesan dengan
Islam. Saya banyak tahu tentang Islam dari cerita teman-teman saya serta
membacanya melalui internet"
Ia menceritakan bagaimana Islam sangat menghargai
peran laki-laki tanpa mengesampingkan peran perempuan. Menurutnya, Islam sangat
menaruh posisi laki-laki menjadi Pembuat Kebijakan dalam keluarga. Islam
mengajarkan bahwa seorang laki-laki haruslah menjadi tulang punggung, pengayom,
dan pemberi kasih sayang bagi keluarganya. Namun Islam juga mengajarkan bahwa dalam
keluarga, selain laki-laki, wanita juga merupakan sosok yang sangat mulia. Ia
bersimpati tatkala mengetahui bahwa Islam menempatkan seorang perempuan menjadi
makmum laki-laki, namun menaikkan derajatnya 3 tingkat diatas laki-laki karena
perjuangannya dalam mengandung, melahirkan, membesarkan anak, serta mendukung
penuh sang laki-laki dalam aktifitasnya. Menurutnya, ini adalah sesuatu yang
dia tidak pernah temukan sebelumnya.
Lebih lanjut, ia bercerita tentang bagaimana seorang
laki-laki dalam Islam tidak boleh menyentuh lawan jenisnya jika belum menikah.
Ia sangat mengapresiasinya tatkala saya mencoba memberikan perumpamaan permen
untuk memberikan gambaran maksud serta tujuan mengapa Islam mengajarkan
perintah tersebut. Baginya, sungguh Islam adalah agama yang sangat memuliakan
kaum perempuan.
Dalam diskusi berikutnya ia malah balik menanyakan
apakah saya sudah menikah atau belum? Serta menanyakan alasan mengapa banyak
orang Indonesia menikah muda. Seperti yang saya tuliskan diatas, bahwa kami
berdua seumuran. Namun ia malah belum kepikiran untuk menikah dalam waktu
dekat. Menikah adalah sesuatu yang masih jauh baginya.
Saya mencoba memberikan perumpamaan permainan
sepakbola. Tatkala sebuah kesebelasan bertanding melawan kesebelasan lain, maka
apa yang sekiranya akan membuat mereka menjadi semangat untuk memenangkan
pertandingan?
Ia menjawab, "uang / bonus".
"Benar, itu benar sekali. Namun adakah faktor
lain yang lebih besar dibandingkan uang?"
"Hmmmm.......
Supporter". Teriaknya, sampai membuat seiisi bis memelototin kami.
Iyaps, benar sekali. Sepak bola tanpa
supporter bukanlah sepak bola. Dalam banyak kasus, suporter diibaratkan menjadi
pemain ke-12 dalam sebuah pertandingan sepak bola. Mereka merupakan energi yang
luar biasa yang membuat para pemain di lapangan menjadi beringas dan bersemangat untuk meraih kemenangan.
Nah, sama dengan kehidupan ini. Seorang laki-laki
akan sangat membutuhkan dukungan seorang perempuan dalam hidupnya untuk
mengarungi kehidupan. Kehampaan akan seorang pendukung dalam
"pertandingan" kehidupan, menjadikan seorang laki-laki lemah. Inilah
salah satu faktor mengapa banyak orang Indonesia [yang memang sudah siap untuk
mengarungi ganasnya kehidupan],
menikah muda. Mereka butuh partner, tempat berbagi segalanya, teman hidup,
serta pendukung untuk mengarungi kehidupan.
Ia pun manggut-manggut mendengar penjelasan saya
yang sangat amburadul bahasa inggrisnya [terutama pronounciationnya. Medoknya
tidak bisa hilang. He he he]
***
Dari 2 peristiwa yang saya alami diatas, menjadikan
saya semakin yakin tentang Islam yang saya yakini sejak lahir. Islam yang
membawa obor penerang kehidupan bagi pemeluknya. Islam yang mengajarkan bahwa
logika serta ilmu pengetahuan dapat menjelaskan secara ilmiah tentang
jabaran-jabaran ajaran dalam Islam itu sangat rasional dan bermanfaat bagi para
pemeluknya. Islam yang bukan agama mistik yang tidak boleh dipelajari oleh
pemeluknya. Islam yang meninggikan manusia, bukan malah merendahkan manusia dengan
manusia lainnya. Tak ada ajaran dalam Islam yang menjerumuskan pemeluknya pada
sesuatu yang negatif. Semua memiliki fungsi dan tujuan yang baik yang
menjadikan manusia sebagai makhluk terbaik di muka bumi.
Jika orang asing saja sangat mengapresiasi terhadap
ajaran-ajaran Islam, lantas mengapa kita masih malu menyebut diri kita seorang
Muslim? Yuk, buka lagi kajian tentang Islamnya. Ada banyak rahasia Allah swt
yang belum kita pelajari. IQRA' !!!
Catatan Kaki :
Alien adalah sebutan bagi orang asing di Taiwan
[dulunya]. Buktinya adalah kartu identitas tinggal bagi orang asing adalah ARC
(Alien Resident Card). Ini bukan Alien yang berarti makhluk dari luar angkasa
ya. Hehehe
Tags:
Khazanah Islam
2 comments
waduh saya kira alien itu mahluk luar angkasa :)
BalasHapusdalam hal ini saya setuju kalau harus bangga dengan predikat muslim, tapi di sisi lain kita harus malu jika dalam menjalani kehidupan masih jauh dari konsep Islam atau apa yang seharusnya dilakukan sebagai seorang muslim.
eniwey saya akan bookmark blog mas andi. salam
Iyaps. Berislam itu dimulai dari diri sendiri :)
HapusTerimakasih sudah berkenan membaca dan mem-bookmark. Salam silaturahmi