CITA RASA INDONESIA ; MEMBANGUN RASA DIATAS DAUN PISANG
Baca Juga
Beberapa waktu yang
lalu, saya mengundang seluruh tim tari dan tim pendukung pementasan untuk makan
malam. Makan malam ini sengaja diadakan sebagai wujud ucapan terimakasih atas
kerjasama yang luar biasa selama kurun waktu 1 semester dalam mensukseskan
Kelas Bahasa dan Budaya Indonesia serta pementasan-pementasan budaya Indonesia
di Taiwan oleh mahasiswa Asia University. Makan malam tersebut sengaja
dihidangkan dengan cara yang berbeda. Makan malam tersebut disajikan ala budaya
sunda yang dikenal dengan istilah Babacakan. Bagi sebagian orang, mereka lebih
familiar dengan istilah "Ngaliwet".
Pengenalan budaya
dari tatar sunda ini sebagai bagian dari pembuanaan budaya Indonesia di kancah
internasional. Ada filosofi dan makna yang terkandung dalam acara ngaliwet ini.
Salah satunya adalah membangun keakraban antar sesama dengan mengeliminir
sekat-sekat perbedaan sosial yang ada. Dalam acara ini, semua yang hadir wajib
makan dengan tangan dan menu yang sama. Bahkan tidak ada piring sebagai alas,
yang ada hanya daun pisang sebagai pengganti piring. Nasi dicampur menjadi satu
barisan panjang.
Sadar atau tidak,
cara-cara seperti ini bisa dikatakan cukup sukses mewujudkan maksud dan tujuan
yang diinginkan. Sebagai contoh, saat mereka mulai makan, beberapa mahasiswa
Indonesia nampak berbagi ikan dan lauk lainnya kepada yang lainnya. Mereka
saling tukaran lauk ikan. Padahal ikannya sama, hanya yang satu rasanya lebih
asin (sebagai pengganti ikan asin) dan satunya lebih tawar (dan gurih). Pun
begitu saat di akhir makan, ada teman yang belum habis makannya, dibantu untuk
menghabiskan makanannya sebagai bentuk penghormatan untuk tidak menyisakan
makanan yang dihidangkan.
Saya bersyukur para
mahasiswa saya ini (9 orang mahasiswa Taiwan dan 8 orang mahasiswa Indonesia)
tidak 'alergi' untuk belajar budaya baru dari Indonesia. Justru mereka sangat
'exciting' saat ditawarkan untuk makan malam dengan cara yang berbeda ini. Tak
ada menu istimewa, tak ada tempat / restoran istimewa. Semua disajikan dengan
cara sederhana namun syarat akan makna. Kemewahan sebuah acara makan bukan
terletak pada banyak dan mahalnya hidangan, namun pada apa yang bisa kita
munculkan sebagai tujuan sosial dan membangun hubungan baik antar sesama.
Bukankah seperti itu tujuan makan bersama, iya
kan?
Tags:
Formosa
0 comments