PEMBUKA DOA DUA DUNIA
Baca Juga
Malam
semakin larut
Tatkala
kulihat derai rambutnya
yang
semakin memutih
Ia
selalu menyembunyikan putihnya rambut tersebut
Dibalik
hijab yang selalu ia kenakan
Namun
kini tak sengaja kulihatnya
Tatkala
ia terbaring lemah
Ia
yang selalu ada saat aku jatuh
Ia
yang selalu ada saat aku berdiri
Ia
yang selalu ada saat aku terbang
Tapi
Dimana
aku saat ia terjerembab
Dimana
aku saat ia butuh dukungan
Dimana
aku saat ia lelah dan ingin berbagi
Mungkinkah
aku durhaka?
Adakah
aku berbakti padanya?
Sisakah
surga darinya?
Sakit
ini mungkin upaya Tuhan
Menyadarkan
sang insan agar ihsan
Pada
apa yang telah Ia gariskan
Tanpa
lupa siapa kapan ia harus kembali
Pada
ia yang membesarkan
Tuhan,
Ribuan
kilometer akan berjarak
Puluhan
pulau akan membatasi
Tapi
Aku
ingin itu tak memutus jarak
Juga
tak membatasi
Justru
Menjadikannya
sebagai tabungan
Tabungan
yang membawanya pada keteduhan
Keteduhan
akhir yang kekal
Ya
Rabb
Ampunilah
kami
Kami
yang selalu ingkar
Ingkar
pada kewajiban-Mu
Kewajiban
untuk bersujud menyembah-Mu
Juga
membawa mereka
Pada
bebasnya api neraka
InshaAllah
Akan
selalu ada jalan pulang
Untuk
terus merawat mereka
Dan
menjadikan mereka mulia
Mulia
karena akhlak, ilmu, serta anak-anaknya
Karena
itu yang akan ditanya oleh Tuhan-Nya
Kalirejo,
Juli 2016
Tags:
Soneta
0 komentar