KAMUS [SERAPAN] BAHASA SANSKERTA - BAHASA INDONESIA
Baca Juga
Ia adalah bahasa yang sempurna yang digunakan oleh para dewa untuk berbicara
Beberapa waktu yang lalu, ketika saya mem-posting artikel
mengenai serapan bahasa Belanda ke bahasa Indonesia, ada rekan mahasiswa
Vietnam yang mengambil studi bahasa Indonesia di Ho Chi Minh City, meminta
tolong untuk membuatkan sebuah artikel mengenai beberapa kata serapan dari
bahasa sanskerta ke bahasa Indonesia guna sebagai tambahan materi dalam skripsi
yang sedang dia kerjakan. Saya yang kebetulan senang membuat analisis bahasa,
mencoba meramu dari berbagai sumber untuk menjawab permintaan rekan saya
tersebut.
Sedikit mukadimah untuk artikel ini, mungkin beberapa dari kita
sudah tidak asing lagi dengan istilah sanskerta. Bahasa ini muncul dalam
tradisi hindu di India. Bahasa ini merupakan salah satu bahasa Indo-Eropa yang
paling tua yang sejarahnya termasuk cukup panjang. Bahasa sanskerta merupakan
bahasa yang banyak digunakan dalam upacara-upacara keagamaan serta untuk
syair-syair yang digunakan oleh para pujangga dalam karya-karyanya.
Walaupun lahir dan dipergunakan di India, bahasa sanskerta pada
perjalanannya juga sampai di Indonesia. Ini tidak terlepas dari sejarah
Indonesia yang dimulai dari masuknya budaya Hindu dan Buddha. Walau bahasa ibu
dari bahasa Indonesia adalah bahasa rumpun melayu, namun pengaruh sanskerta
masih kerap ditemukan dalam bahasa Indonesia sehari-hari. Nah, berikut ini
merupakan beberapa kata serapan dari bahasa sanskerta yang lazim digunakan
dalam bahasa Indonesia.
A
adi (ādi): utama, pertama
adicita (ādicitta)
adikara (adhikara)
adipati (ādipati): raja agung
adiraja (ādirāja): raja utama
Aditya (Āditya): (Dewa) Matahari
agama (āgama): din; tradisi suci
aji: mantra
aja: hanya
aksara (akṣara): huruf
aksi (akṣi): mata, sesuatu yang dilihat
alpa : teledor, kekurangan
amerta (amṛta): ambrosia, nektar, air kehidupan
ancala (acala): gunung
aneka : macam-macam
angka : bilangan
angkara : murka
angkasa (ākāśa): langit
angsa (haṃśa): sowang
angsoka (aśoka): sejenis pohon
aniaya (anyāya): siksa
anitya: ketidakkekalan
antara (antara): lain
antariksa (antarikṣa): luar angkasa
anugerah (anugraha): pemberian
arca (arcā): patung
ardi (ardi): gunung
Arya : bangsawan, orang India Utara
asa : jiwa (dalam frasa "putus asa")
asmara (smara): cinta
asrama (āśrama): tempat padepokan
asta (aṣṭa): delapan
astana (āsthāna): tempat pemakaman raja dan kerabatnya. Lihat pula
istana.
Atharwaweda (atharvaveda): salah satu dari empat kitab Weda
atma (ātmā atau ātma): jiwa
atmaja (ātmaja atau ātmajā): anak
Awatara (avatāra): penjelmaan, penampakan Dewa di dunia.
B
baca (vaca): mengartikan tulisan
bada (vāda): bicara
bagai (bhāga): mirip
bagi (bhāgī):
bagian (bhāgya):
bahagian (bhāgya):
bahagia (bhāgya) : sukacita
bahasa (bhāṣa): logat
bahaya (bhaya): sesuatu yang mengancam
bahna (bhāna): karena
bahtera (vahitra): kapal
bahu (bāhu): lengan
bahureksa (bāhurakṣa): hiasan tangan
baiduri (vaidūrya): opal
bakti (bhakti): hormat, loyal
bala (bala): tentara
banaspati (vanaspati): pohon besar
bangsa (vaṃśa): rakyat
bangsawan
bangsi (vaṃśi): peluit
bareksa (vṛkṣa): pohon
basmi (dari frasa bhasmī bhūta): musnah
Batara (bhaṭāra): Dewa
Batari (bhaṭārī): Dewi
bausastra (bahuśāstra): kamus
baya (vayas): usia
bayangkara (bhayaṃkara): penjaga
bayu (vāyu): angin
bea (vyaya): ongkos
biaya (vyaya)
beda (bheda): diferensi
beza (Malaysia)
bedama
begawan (bhagavān): orang suci
bejana (bhājana): tempat menampung
belantara (vanāntara): hutan
bencana (vāñcana): malapetaka
benda (bhāṇḍa): obyek
bendahara (bhāṇḍāgāra): penjaga uang
berhala (bhaṭāra): bentuk Tuhan
berhana
berita (vṛtta):
biara (vihāra): tempat kaum rohaniawan
biarawan
biarawati
bicara (vicāra): omong
bidadari (vidyādharī): makhluk sorgawi
biji (bijā): isi buah
biksu (bhikṣu): seorang rohaniawan Buddha
biksuni
binasa (vināśa): hancur
birahi (virahin): ingin bercinta
bisa (1) (viṣa): racun
bisa (2) (viṣa): boleh
brahma (brāhma)
brahmana
brahmani
brahmi
brata (brata): tapa
buana (bhuvana): dunia
budaya (buddhaya): berhubungan dengan akal, adab
Buddha (buddha): seseorang yang telah sadar
budi (buddhi): akal
bujangga (bhujaṅga): ilmuwan. Lihat pula pujangga
bukti (bhukti):
bulu roma
bumantara (byomāntara): langit
bumi (bhūmi): planet ketiga dalam tatasurya, tanah
bumiputera (bhūmiputra): pribumi
bupala (bhūpāla): raja
bupati (bhūpati): raja
busana (bhūṣaṇa): pakaian bagus
buta (bhūta): raksasa
butala (bhūtala): bumi
butayadnya (bhūtayajña): persembahan atau kurban kepada buta
C
cabai (cavi): lombok
cahaya (chāya): sinar
cakrabuana (cakrabhūvana):
cakra (cakra): roda
cakram (cakram): diskus
cakrawala (cakravāla): ufuk, horison
candala (caṇḍāla): orang buangan; dari kasta terendah; paria
cendala
candi (caṇḍi): gedung peninggalan Hindu-Buddha kuna
candra (candra): bulan (satelit bumi)
candramawa
candrasa
candrasengkala
cara (ācāra): kelakuan
caraka (caraka): duta
catur (1) : sebuah permainan papan
caturangga
syatranji
catur (2): empat
cedera (chidra): luka
cela (chala): cacat
celaka (chalaka): musibah
cempaka (campaka): nama sebuah bunga (Michelia Champaka)
cendana (candana): nama sebuah tumbuhan
cendekia
cendekiawan
cendera
cendrawasih (candra + vāsi): nama burung di Papua
cengkerama (caṅkrama): bersantai
cerita (carita): kisah
ceritera (caritra): kisah
cerna
cinta (cintā): kasih
cintamani
cita (citta): pikiran
cipta : inovasi
citra (citra): gambar
cuci (śuci): membersihkan
cuka (cukra): bahan pengasam
cula (cūlā atau cūḍā): tanduk
curiga (churikā): mendakwa
contdro (condro): bulan
D
dadih : air susu sapi, kerbau, dsb. yang pekat yang kental
dahaga : haus, perlawanan terhadap pemerintah
daksina : selatan
dana : uang
dasa (daśa): sepuluh
dasawarsa (daśawarṣa): dekade, sepuluh tahun
delima : tumbuhan Punica Granatum
denda (daṇḍa): hukuman
dendam (daṇḍa mungkin dari bahasa Tamil): rasa ingin membalas
sesuatu yang dialami
derita (dhṛta): kesengsaraan
desa (deśa): daerah non-urban; daerah administratif terkecil
Dewa : Tuhan
Dewata : sifat kedewaan
Dewi : dewa perempuan
Dewayadnya (dewayajña): persembahan atau kurban kepada para Dewata
dalam agama Hindu
dewadaru : kenikir
dewangga : kain yang bergambar indah
dewasa : akil balig
dharma (dharma): kewajiban dan sebagainya
darma : kewajiban
derma : sumbangan
dirgantara (digantara): langit
dirgahayu (dīrghāyuṣa): panjang umur
dosa (doṣa): kesalahan
duli : kehormatan terhadap raja
dupa : kemenyan yang apabila dibakar berbau harum
dusta : tidak benar
duta (dūta): wakil, caraka
dwi : dua
E
eka : satu
ekabahasa (eka + bhāṣā): monolingual
ekamatra
ekasila
embara (digambara): berkelana
erti (artha): arti, makna
G
gada
gaharu
gajah (gaja): suatu hewan besar
gala
galuh
ganda
gandapura
gandaria
gandarusa
gandasturi
gandasuli
gandarwa
gandewa (gaṇḍīva): busur, terutama busur sang Arjuna
gandola
gandi
Gangga (gaṅgā): sungai di India dan personifikasinya sebagai Dewi
Gangga
gangsa
gapura
garba
Garuda (garuḍa): burung mitologis, wahana Dewa Wisnu
gatra baris
gaya
gembala
genta
gergaji
gergasi
gerhana
giri (giri): gunung
gita tembang
goni
graha (gṛha): rumah, gedung
griya: di Bali rumah keluarga brahmana
grahita
gua
gula : pemanis
gulana (glāna): rasa gundah
gulma
guna (guṇa): manfaat
gunawan (guṇa + sufiks vant)
gurindam pantun yang terdiri dari dua baris,baris pertama sampiran
dan baris kedua isi
guru (guru): pengajar
gustituhan
H
harsa (harṣa): sukacita
harta (artha): uang, kekayaan material
hasta : tangan
hatta (ātha): syahdan, maka (kata penghubung)
hima : kabut (harafiah salju)
Himalaya (himâlaya): nama pegunungan di India, secara harafiah
artinya "tempat salju"
hina : rendah
I
idam
indera
indria
inggu
intisari
irama (virama): ritma
istana (āsthāna): tempat tinggal raja. Lihat astana
istimewa (āstām eva): khusus
istri (strī): mitra pernikahan wanita
J
jaga (jagarti tapi dalam bahasa Prakerta jaga): bangun
jagat (jagat): dunia
jagat raya (dari jagattraya: "tiga dunia"): alam semesta
jaksa (adhyakṣa): sang penuntut dalam mahkamah pengadilan
jala (jala): jaring untuk menangkap ikan
jambu (jambu): semacam pohon dan buahnya
japa (japa): mantra
jampi (japa)
jana: manusia
janda (raṇḍa): seorang wanita yang tidak memiliki suami
jantera (yantra): alat yang berputar, roda
jasa (yaśa): perbuatan terpuji
jati (jāti): sejenis pohon
jatmika (adhyātmika): hormat
jaya : menang
jebad
jeladri
jelata (janatā): rakyat
jelita (lalita): cantik
jelma (janma): orang
jempana (jampana): pelangkin
jenggala (jaṅgala): gurun
jenitri (gaṇitrikā): sejenis pohon dan buahnya (elaecorpus
ganitrus)
jiwa (jīva): roh
juita (jīvita): manis
jumantara (vyomāntara): langit
juta (ayuta): 1.000.000
jutawan : sangat kaya
K
kabupaten (dari kata bhūpati): wilayah pemerintahan seorang bupati
kakawin (dari kata kāvya): sebuah sajak dalam metrum India
kala (kāla): waktu
kalpataru (kalpataru): pohon kehidupan, pohon kelimpahan
kama (kāma): cinta
Kamajaya (Kāmajaya): nama lain Dewa Smara atau Dewa Cinta
kanji
kapas (karpāsa): sejenis bahan
karena (kāraṇa): sebab
karma (karma): hasil
karna (karṇa): telinga
karunia (kāruṇya): anugerah
karya (karya): buatan
kata (katha): satuan kalimat
kawi (kāvya): penyair
kecapi (kacchapī): alat musik petik
keling (Kaliṅga): India bagian selatan
keluarga (kulavarga): famili
kemala
kendala
kendi (kuṇḍi atau kuṇḍikā): bejana air
kenya (kanyā): gadis
kepala (kapāla): bagian tubuh yang teratas
keranda
kerja (karya): sesuatu yang diperbuat
kesatria (kṣatriya): lihat ksatria
kesturi (kastūrikā): jebat, musang
kesumba
ketika
kirana (kiraṇa): sinar
kokila : sejenis burung
kota (kuṭa): benteng, wilayah urban
koti (koṭi): 100.000
krama : cara, aturan
kresnapaksa (kṛṣṇapakṣa): paruh gelap bulan
krida (krīḍā): tindakan terpuji
ksatria (kṣatriya): kasta kedua, bangsawan, seorang laskar
kuasa (dari kata waśa):
kulasentana (kulasantāna): suku
kulawangsa (kulavaṃśa): klan
kunarpa : mayat, bangkai
kunci (kuñcikā): menutup
kunta
kusa
kusta
kusuma (kuṣuma): bunga
L
laba (labha): untung
lagu (laghu): nyanyian
laksa (lakṣa): 10.000
laksana (lakṣaṇa)
lengkara
lingga (liŋga)
logam
loka
lokakarya
lokananta
lokapala
lintas
M
madia (madya): tengah
madya
madu (madhu): cairan manis produk lebah
madukara
maha (mahā): besar
Maharaja (mahārāja): Kaisar
mahkota
makara
mala
malapetaka
manah
mandala
mangsa
mangsi
manik
manikam
mantra
mantri
manusayadnya
manusia
mara
marabahaya
marga
margasatwa
masa
materai
matra
maya :Semu
mayapada :bumi
mega (megha): awan
melati
menteri
mercapada
merdeka :kebebasan
mahardika
merdu
merica
merpati
mesra
mesti
mestika
mina : ikan
mintuna
mitra :Teman,rekan
moksa (mokṣa): kelepasan dari sengsara
muda (mūḍha): tidak tua
muka
mula
mustika
mutiara
N
nada
naga
nama (nāma): sebutan atau panggilan
nara
narapati
narapidana
nata
nawa (sembilan)
negara
negeri
neraca
neraka (naraka):
netra (netra): mata
nila
nirmala
nirwana (nirvana): stadium kelepasan jiwa
niscaya
niskala
nista
P
pada
padma
padmi
padam
patma
fatma
pahala
paksa
paksi (pakṣi): burung
peksi
paksina
pala
panca (pañca): lima
pancaka
pancasila (1) (pañcaśīla): lima kaidah falsafah Buddhis
Pancasila (2) (pañcaśīla): ideologi negara Indonesia
Pancatantra (pañcatantra): sebuah karya sastra dari India Kuna
pandai
pandita
panitia
papa
para
parameswara
parameswari
parisada
parwa
pasca (paścat): setelah
pataka
patera
patih
pawaka: api
pawana
payudara (payodhara): buah dada wanita
pedanda
pedati
pekerti
pendapa
pendeta
penjara
perada
perbawa
percaya (pratyaya)
perdana
peribahasa
peristiwa
perkara
permaisuri
permata
persada
pertama
pertiwi
perwara
petaka
pidana
pitayadnya
prabu
prahara
prakarsa
prakarya
prakata
prameswari
pramugara
pramugari
pramuria:wanita nakal
pramuwisata:pemandu wisata
pranala (praṇāla): pautan atau tautan di internet
pranata
prasangka
prasarana
prasasti
prasetya
prawacana
pria
pribumi:penduduk asli
puasa
puja
pujangga :penyair
puji
punggawaprajurit
pura
purba
purbakala
puri
purnama
purwa
purwarupa: prototipe
pusaka
puspa
puspadanta
puspita
pustaka
putra
putri
R
raga
rahasia
raja
rajaberana
rajah
rajalela
rajawali
raksa
raksasa
raksasi
ramai
rasa
rasa
rasi
rata
ratna
reca
rela
remaja
rencana
renjana
resi
restu
Rgweda: kitab suci umat Hindu
rona
rupa
Rupiah (rūpya): mata uang Indonesia
S
sabda (sabda): kata, firman
sad (ṣaḍ): enam
sadaya
sahaja (sahaja): sederhana
sahaya (sahāya): hamba
saka
sakala
saksi (sakṣi)
sakti (śakti): kekuatan supranatural
sama
samapta
samsara (saṃsāra): lahir kembali di dunia, lihat pula sengsara
samudra (samudra): laut besar
sandi
sandiwara
sanggama (saṃgama): hubungan seksual
sanggamara
sangka
sangka
sangkala
sangsi
Sanskerta (saṃskṛta): bahasa yang sempurna
santri (śāstri): seorang pelajar agama Islam, biasa tinggal di
sebuah asrama
pesantren
santi
santika
sapta (tujuh)
saptadarma
saptamarga
sarana
sari
sari
saripati
sarira
sarjana (sajjana): seorang akademikus
sasakala
sasian
sastra
satria
satru
satwa
satyalancana
satyawacana
saudara
sayembara (svayambara): kontes
seba
sederhana (sārdhāna): simpel
sedia
sediakala
sedianya
segala
segara
sejahtera
selesma
selira
seloka (śloka): larik puisi
semadi
semboyan
sementara
sempurna
semua
senantiasa
senapati
sendawa
sendi (sandhi): penghubung
sengketa
sengsara (saṃsāra): keadaan derita. Lihat pula samsara
senjata (sajjita): alat perang
sentosa
serati
seraya
serba
seribumi
serigala
sesira
setanggi
seteru (śatru): musuh
setia (satya): loyal
siksa
sila (śīla): asas
singa (siṃha): semacam kucing raksasa
singgasana (siṃhâsana): takhta
sisa
siswa (siṣya): murid
sorga (svarga)
sri
sridanta
srikaya
stupa
su- (su): baik
suami
suara (svara): bunyi
suasana
suci (śuci): keramat
sudah (suddha): telah
sudamala
sudara
sudi
sudra
suka
sukarela
suklapaksa
sukma
sula
sunyata
sunyi
suralaya
surya
suryakanta
susila
sutra
sutradara
swa-
swakarsa
swakarya
swapraja
swasembada
swatantra
swasta
T
tabik
tabe
tabil
tala
tani
tantra
taru
taruna
tata
tata acara
tata surya
tata bahasa
tata busana
tata cara
tata guna
tata krama
tata laksana
tata nama
tata negara
tega (tyaga): tidak perduli
teja
telaga
tembaga
tentara
tepaslira
terka
tetapi
tirta (tirta): air
tri (tri): tiga
trimatra
trimurti
trisna
trisula (trisula): Tiga ujung. Senjata (semacam tombak) dengan
tiga mata yang tajam.
triwikrama
tuna : Kehilangan (tadinya memiliki menjadi tidak) / tidak
memiliki.
tuna netra - buta
tuna rungu - tuli
tuna wicara - bisu
tuna daksa - tidak memiliki tangan dan/atau kaki
tuna laras - kelainan perilaku
tuna grahita - kelainan mental
tuna wisma - tidak memiliki rumah
tuna karya - pengangguran Tidak memiliki pekerjaan.
tuna aksara - buta huruf
tuna susila - tindakan amoral
U
udara (udara): zat di atmosfer bumi
umpama: lihat upama
unta (uṣṭra): sejenis hewan yang hidup di gurun pasir
upacara
upaduta
upah
upama: contoh
upaya (upāya): daya, siasat
upeti (utpatti): sesuatu yang harus diberikan kepada pembesar,
semacam pajak
urna
usaha (utsaha)
usia (yuṣa): umur
utama (uttama): paling unggul
utara (uttara): mata angin yang arahnya sebelah kiri terbitnya
matahari
V
vihara (vihāra): rumah ibadah kaum Buddhis
W
wacana (vacana)
wahana (vāhana): medium, kendaraan
waisak
waisya
walimana (vimāna): burung mitis
waluh
-wan (-vant): sebuah imbuhan sufiks yang menyatakan pelaku pria
-wati (-vatī): sebuah imbuhan sufiks yang menyatakan pelaku wanita
wana: hutan
wanara (vaṇara): kera
wangsa (vaṃśa): dinasti
wanita : perempuan (terhormat)
waranggana
warga : kaum
warna (varṇa): kelir
warsa (varṣa): tahun
warta (vṛtta): berita
warta berita
wartawan : jurnalis
waruna
waspada
wati
weda : kitab suci
wedana
werda
wesak
wibawa
wibawa
wicara
widara
widya : pengetahuan, ilmu atau pembelajaran
widyakarya
widyawisata
wihara
wijaya
wiku
wimana
windu
wira
wiracarita : epos
wirama
wiraswasta
wirawan
wisata
wisatawan
wisaya
wisma : rumah
wisuda
wiwaha (vivāha): pernikahan besar
wiyaga : burung
wiyatabhakti
wredatama
Y
Yajurweda (yajurveda): salah satu dari kitab Catur Weda
yantra (yantra): alat. Lihat pula jentera
yayasan (berdasarkan yaśa): lembaga. Lihat pula jasa.
yoga (yoga): bentuk tapa-samadi
yogi (yogin): seseorang yang beryoga
yoni (yoni): rahim, vagina, alas lingga
yogya (yogya): sesuai tatakrama
yojana (yojana): ukuran, jarak kurang lebih 15 kilometer
yuda (yuddha): perang
Dilihat dari cara penyerapannya, sebenarnya ada 4 cara yang
digunakan dalam penyerapan bahasa sanskerta ke dalam bahasa Indonesia. Keempat
cara tersebut yaitu :
1. Penyerapan langsung bentuk transkripsi ortografis maupun makna
leksikalnya
Bahasa
Sanskerta
|
Bahasa
Indonesia
|
Makna Leksikal
|
āgama
|
agama
|
bentuk kepercayaan kepada Tuhan, dewa, dengan
ajaran peribadatan dan kewajiban lain
|
aneka
|
aneka
|
beragam-ragam, berjenis-jenis
|
ãntara
|
antara
|
jarak,
selang di tengah dua benda
|
Brahma
|
Brahma
|
nama
dewa pencipta alam semesta dalam kepercayaan Hindu
|
brahmana
|
brahmana
|
golongan
kasta tertinggi dalam masyarakat Hindu
|
citra
|
citra
|
gambaran pribadi seseorang, organisasi,
perusahaan, dll.
|
dosa
|
dosa
|
perbuatan melanggar larangan Tuhan
|
dusta
|
dusta
|
perkataan bohong
|
garuda
|
garuda
|
sebangsa
elang besar dan perkasa
|
guru
|
guru
|
orang yang pekerjaannya mengajar
|
2. Penyerapan langsung bentuk transkripsi ortografis, tetapi
maknanya berubah
Bahasa Sanskerta
|
Bahasa Indonesia
|
||
Kata
|
Makna
|
Kata
|
Makna
|
alpa
|
tak berarti, tak penting
|
alpa
|
lupa, lalai, lengah
|
candi
|
nama lain Dewi Durga (istri Dewa Shiwa)
|
candi
|
bangunan
kuno dari batu tempat pemujaan, penyimpanan abu jenazah raja dan pendeta
|
cintã
|
pikiran, perhatian
|
cinta
|
1
senang sekali; 2 terpikat (lelaki-perempuan)
|
dahaga
|
terbakar, panas
|
dahaga
|
haus, ingin minum
|
guna
|
pandai
|
guna
|
manfaat, faedah
|
keranda
|
keranjang/peti dari bambu
|
keranda
|
peti mati; usungan mayat
|
para
|
lain
|
para
|
kata yang menyatakan plural
|
rãga
|
nafsu, gairah, cinta
|
raga
|
tubuh, badan,
|
upacara
|
1 pelayanan; 2 cara berkata
|
upacara
|
1
peralatan menurut adat; 2 pelantikan, perayaan peristiwa penting
|
upaya
|
1 kedatangan; 2 siasat
|
upaya
|
usaha, ikhtiar
|
3. Penyerapan dengan perubahan bentuk transkripsi ortografis tanpa
mengubah maknanya
Bahasa Sanskerta
|
Bahasa Indonesia
|
Makna
|
ãkãça
|
angkasa
|
langit, awang-awang
|
smara
|
asmara
|
cinta, kasih sayang
|
bhãgya
|
bahagia
|
keadaan senang, beruntung, tenteram
|
vãyu
|
bayu
|
angin
|
vinãça
|
binasa
|
hancur
lebur, musnah, rusak sama seklai
|
gopala
|
gembala
|
pemelihara binatang ternak
|
virama
|
irama
|
naik
turunnya lagu secara teratur; ritme
|
manusya
|
manusia
|
orang, insan
|
naraka
|
neraka
|
alam akhirat tempat manusia berdosa dihukum
|
niyata
|
nyata
|
jelas sekali, terang, terbukti
|
prastawa
|
peristiwa
|
kejadian, perkara, hal
|
viçastavan
|
wisatawan
|
orang yang bertamasya, turis
|
vavi
|
babi
|
binatang babi
|
4. Penyerapan dengan perubahan bentuk transkripsi ortografis
sekaligus makna kata-kata yang diserap.
Bahasa Sanskerta
|
Bahasa Indonesia
|
||
Kata
|
Makna
|
Kata
|
Makna
|
vacas
|
percakapan, suara, kata
|
baca
|
membaca, mengeja, melafalkan tulisan
|
vaidŭrya
|
yang
utama di antara sejenisnya
|
baiduri
|
permata berwarna dan beragam
|
churikã
|
pisau
|
curiga
|
prasangka, sangsi, syak
|
mantrin
|
penasihat raja
|
mantri
|
1 jabatan untuk keahlian khusus; 2 juru rawat
kepala, pembantu dokter
|
maharddhika
|
1 berbudi bijaksana; 2 orang suci
|
merdeka
|
1 bebas; 2 lepas dari tuntutan; 3 tidak
terikat
|
samgama
|
kebersamaan, pertemuan
|
sanggama
|
bersetubuh
|
sajjana
|
orang baik dan jujur
|
sarjana
|
1
gelar lulusan S1; 2 ahli ilmu pengetahuan
|
çastra
|
1 pengetahuan; 2 buku teks
|
sastra
|
karya tulis imajinatif berbentuk puisi, prosa
liris, prosa, drama
|
tapas
|
panas
|
tapa
|
penyempurnaan jiwa untuk memperoleh kesucian,
kesaktian dengan jalan mengasingkan diri
|
vanita
|
yang dihasrati
|
wanita
|
perempuan dewasa
|
Itu adalah beberapa kosakata dalam bahasa Indonesia yang
sebenarnya merupakan serapan dari bahasa sanskerta. Pertanyaannya kemudian
mengapa bahasa Indonesia memiliki banyak sekali kosakata serapan dari
bahasa-bahasa asing? Jawaban paling rasional yang bisa dikemukakan adalah
sebagai akibat proses sejarah yang telah dilalui.
Namun satu hal yang perlu diingat bahwa walaupun saat ini bahasa
Indonesia "terancam" karena serangan bahasa asing, kita bisa sudah
pernah melalui zaman seperti yang terjadi saat ini. Ratusan tahun Indonesia
(yang dulu namanya nusantara) sudah bergerak beriringan dengan serbuan
bahasa-bahasa asing tersebut hingga akhirnya bisa menjadi kosakata nusantara.
Bagi kita yang muda, ada tanggungjawab besar untuk kemudian membentengi budaya
serta bahasa Indonesia agar tidak tergerus zaman hingga bisa dilestarikan
supaya anak cucu kita bisa mengenal bahasa dan budaya nenek moyang mereka
sendiri.
dR.
Tags:
Nusantara
0 comments