ROMANTISME ABAH DAN NYAI PERSYARIKATAN
Baca Juga
Muktamar Muhammadiyah ke-47 telah berakhir
kemarin sore. Saya kira kejadian-kejadian luar biasa yang dipertontonkan oleh
para cendekiawan Muhammadiyah juga telah berakhir. Namun nyatanya tidak.
Subuh tadi sewaktu check-in di bandara, secara tidak sengaja
bertemu dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah dan Ketua Umum PP 'Aisyiah yang baru.
Sebagai "Presiden" dari organisasi
Islam modern terbesar di dunia serta organisasi perempuan tertua dan
progressif, beliau justru lebih menampakkan kesahajaannya. Beliau berdua datang
ke bandara tanpa ajudan/pengamanan, atau yang membantu. Beliau berdua datang
sendiri dan melakukan check in sendiri di meja counter maskapai.
Pak Haedar menenteng barang bawaan dari Bu
Noordjanah dan menggandengnya. Tak ada yang mengira, bahwa mereka berdua masih
menampakkan romantisme walaupun mereka berdua adalah pemimpin bagi lebih dari
40 juta warga persyarikatan. Inilah protet suami andalan dan idola [mungkin]
bagi para perempuan. Potret laki-laki [yang menjadi mahramnya] yang ringan
tingan [suka membantu] serta ngayomi bagi perempuan.
Walaupun nampak letih [tergambar jelas di
guratan wajah beliau berdua] dan berat membawa tas tentengan, beliau berdua
tetap sabar dan tetap tersenyum melayani permintaan para muktamirin dan ibu-ibu
'Aisyiah yang mengajaknya berphoto.
Sungguh ini sebuah potret bagaimana
kebersahajaannya pemimpin persyarikatan ini. Bukan bermaksud meng-hiperbola-kan
kata, namun tepatlah kiranya mereka berdua "Dimajukan selangkah, dinaikkan seranting" dalam Persyarikatan
Muhammadiyah dan 'Aisyiyah.
Tags:
Persyarikatan
0 komentar