STAGNASI RISET PEMASARAN ; MENYOAL MONOTONITAS TOPIK DAN DOMINASI KUANTITATIF

Baca Juga

Dunia pemasaran terus berputar, berinovasi, dan bertransformasi, terutama dengan gelombang digitalisasi yang semakin deras.  Namun, ironisnya, gairah tersebut seakan tak menular ke ranah penelitian pemasaran, khususnya di tingkat skripsi mahasiswa.  Topik yang diangkat cenderung monoton, berulang, dan terjebak dalam pola klise "pengaruh variabel A, B, C terhadap D".  Kreativitas dan eksplorasi ide seolah terkekang, padahal dunia pemasaran menawarkan kanvas luas untuk dijelajahi.

Fenomena ini tentu memprihatinkan.  Mahasiswa, sebagai calon intelektual dan inovator, seharusnya mampu menghasilkan karya ilmiah yang segar, insightful, dan relevan dengan perkembangan zaman.  Bukan sekadar mengulang penelitian terdahulu dengan sedikit modifikasi objek.  Stagnasi riset ini, jika dibiarkan, akan menghambat kemajuan ilmu pemasaran dan  mengurangi daya saing lulusan di dunia profesional.

Salah satu faktor utama yang menyebabkan stagnasi ini adalah dominasi paradigma penelitian kuantitatif.  Pendekatan ini, meskipun memiliki keunggulan dalam hal generalisasi dan pengujian hipotesis,  kerap kali membatasi kreativitas dan eksplorasi ide.  Mahasiswa cenderung terpaku pada angka, statistik, dan rumus,  sehingga melupakan esensi dari penelitian itu sendiri, yaitu  menemukan pengetahuan baru dan menjawab pertanyaan riset yang relevan.

Ilustrasi Penelitian (Gambar : Istimewa)

Lebih lanjut, penelitian kuantitatif di bidang pemasaran seringkali terjebak dalam lingkaran "pseudo-science".  Data yang dikumpulkan  bersifat subjektif,  berdasarkan persepsi responden terhadap suatu fenomena, bukan  fenomena itu sendiri.  Misalnya,  penelitian tentang kepuasan pelanggan  mengukur opini pelanggan terhadap suatu produk atau layanan,  bukan  mengukur  kualitas  produk  atau  layanan  secara objektif.  Hal ini  menimbulkan  pertanyaan  tentang  validitas  dan  reliabilitas  hasil  penelitian.

Selain itu,  penelitian kuantitatif  cenderung  menghasilkan  kesimpulan  yang  prediktif  dan  umum,  sehingga  sulit  untuk  diaplikasikan  pada  kasus  spesifik.  Misalnya,  penelitian  tentang  pengaruh  iklan  terhadap  keputusan  pembelian  mungkin  menunjukkan  adanya  korelasi  positif  antara  kedua  variabel  tersebut.  Namun,  kesimpulan  ini  tidak  dapat  digunakan  untuk  memprediksi  dengan  pasti  apakah  setiap  orang  yang  melihat  iklan  tersebut  akan  membeli  produk  yang  diiklankan.

Di sisi lain,  penelitian kualitatif,  yang  lebih  menekankan  pada  pemahaman  mendalam  tentang  suatu  fenomena  melalui  interpretasi  data  kualitatif,  seperti  wawancara,  observasi,  dan  studi  dokumen,  justru  jarang  dilakukan  di  bidang  pemasaran.  Padahal,  pendekatan  ini  memiliki  potensi  besar  untuk  menghasilkan  temuan  yang  novel  dan  bermanfaat  bagi  perkembangan  ilmu  pemasaran.

Salah satu contoh  keunggulan  penelitian  kualitatif  adalah  kemampuannya  untuk  mengungkap  makna  dan  interpretasi  subjektif  dari  konsumen  terhadap  suatu  fenomena  pemasaran.  Melalui  wawancara  mendalam,  peneliti  dapat  mengeksplorasi  motivasi,  persepsi,  dan  pengalaman  konsumen  secara  holistik,  sehingga  memperoleh  pemahaman  yang  lebih  kaya  dan  kompleks  dibandingkan  dengan  sekadar  angka  dan  statistik.

Penelitian kualitatif  juga  memiliki  keunggulan  dalam  hal  fleksibilitas  dan  adaptabilitas.  Peneliti  dapat  mengubah  fokus  penelitian  atau  menambahkan  pertanyaan  baru  selama  proses  pengumpulan  data  berlangsung,  sesuai  dengan  dinamika  di  lapangan.  Hal  ini  memungkinkan  peneliti  untuk  menangkap  nuansa  dan  detail  yang  mungkin  terlewatkan  dalam  penelitian  kuantitatif  yang  lebih  terstruktur  dan  rigid.

Lebih  jauh  lagi,  penelitian  kualitatif  dapat  menjadi  jalan  untuk  mengembangkan  teori  baru  di  bidang  pemasaran.  Dengan  menganalisis  data  kualitatif  secara  mendalam  dan  sistematis,  peneliti  dapat  mengidentifikasi  pola,  tema,  dan  hubungan  antar  variabel  yang  belum  pernah  terungkap  sebelumnya.  Temuan  ini  kemudian  dapat  digunakan  sebagai  dasar  untuk  membangun  kerangka  teori  baru  yang  lebih  komprehensif  dan  relevan  dengan  kenyataan  di  lapangan.

Sebagai  ilustrasi,  penelitian  kualitatif  dapat  digunakan  untuk  mengeksplorasi  fenomena  "brand  community"  di  media  sosial.  Melalui  observasi  partisipan  dan  analisis  konten,  peneliti  dapat  mengidentifikasi  karakteristik,  dinamika,  dan  faktor-faktor  yang  mempengaruhi  terbentuknya  komunitas  merek  di  platform  digital.  Penelitian  ini  dapat  memberikan  wawasan  berharga  bagi  para  pemasar  dalam  merancang  strategi  pemasaran  yang  lebih  efektif  untuk  membangun  dan  memelihara  hubungan  dengan  konsumen  di  era  digital.

Contoh  lain  adalah  penelitian  kualitatif  tentang  pengalaman  konsumen  dalam  berbelanja  online.  Melalui  wawancara  mendalam  dengan  konsumen  dari  berbagai  latar  belakang,  peneliti  dapat  mengidentifikasi  faktor-faktor  yang  mempengaruhi  kepuasan,  kepercayaan,  dan  loyalitas  konsumen  terhadap  platform  e-commerce.  Penelitian  ini  dapat  memberikan  rekomendasi  bagi  para  pelaku  bisnis  online  untuk  meningkatkan  kualitas  layanan  dan  menciptakan  pengalaman  berbelanja  yang  lebih  baik  bagi  konsumen.

Dalam  konteks  akademis,  penelitian  kualitatif  dapat  menjadi  alternatif  yang  menarik  bagi  mahasiswa  untuk  mengeksplorasi  topik-topik  pemasaran  yang  lebih  luas  dan  mendalam.  Dengan  bimbingan  yang  tepat  dari  dosen  pembimbing,  mahasiswa  dapat  mengembangkan  kemampuan  riset  kualitatif  mereka,  mulai  dari  perumusan  masalah,  pengumpulan  data,  analisis  data,  hingga  penarikan  kesimpulan  dan  rekomendasi.

Penelitian  kualitatif  juga  dapat  menjadi  sarana  bagi  mahasiswa  untuk  mengembangkan  kemampuan  berpikir  kritis,  kreatif,  dan  inovatif.  Dalam  proses  menganalisis  data  kualitatif,  mahasiswa  dituntut  untuk  mampu  menginterpretasi  data  secara  objektif,  menghubungkan  data  dengan  teori  yang  relevan,  dan  menarik  kesimpulan  yang  logis  dan  beralasan.

Sudah  saatnya  para  akademisi  dan  praktisi  pemasaran  untuk  lebih  memperhatikan  dan  mengembangkan  penelitian  kualitatif  di  bidang  pemasaran.  Pendekatan  ini  memiliki  potensi  besar  untuk  menghasilkan  pengetahuan  baru  yang  bermanfaat  bagi  perkembangan  ilmu  pemasaran  dan  praktik  bisnis.

Dominasi  penelitian  kuantitatif  di  bidang  pemasaran  perlu  diimbangi  dengan  peningkatan  peran  penelitian  kualitatif.  Kedua  pendekatan  ini  sebenarnya  saling  melengkapi  dan  dapat  digunakan  secara  bersamaan  untuk  memperoleh  pemahaman  yang  lebih  holistik  tentang  suatu  fenomena  pemasaran.

Penelitian  kuantitatif  dapat  digunakan  untuk  mengukur  dan  menguji  hubungan  antar  variabel  secara  objektif,  sedangkan  penelitian  kualitatif dapat  digunakan  untuk  memahami  makna  dan  interpretasi  di  balik  angka-angka  tersebut.  Dengan  menggabungkan  kedua  pendekatan  ini,  penelitian  pemasaran  dapat  menghasilkan  temuan  yang  lebih  komprehensif,  mendalam,  dan  bermakna.

Stagnasi  riset  pemasaran  juga  dipengaruhi  oleh  kurangnya  apresiasi  terhadap  penelitian  kualitatif  di  kalangan  akademisi.  Banyak  dosen  yang  masih  menganggap  penelitian  kuantitatif  lebih  ilmiah  dan  objektif,  sehingga  cenderung  mendorong  mahasiswa  untuk  menggunakan  pendekatan  ini  dalam  skripsi  mereka.  Hal  ini  perlu  diubah  dengan  meningkatkan  pemahaman  dan  apresiasi  terhadap  penelitian  kualitatif  di  kalangan  dosen.

Perlu  digarisbawahi  bahwa  penelitian  kualitatif  bukanlah  "jalan  pintas"  bagi  mahasiswa  yang  ingin  menghindari  kerumitan  penelitian  kuantitatif.  Penelitian  kualitatif  memiliki  tantangan  dan  kompleksitas  tersendiri,  mulai  dari  perumusan  masalah  yang  tajam,  pengumpulan  data  yang  mendalam,  analisis  data  yang  sistematis,  hingga  interpretasi  hasil  penelitian  yang  bermakna.

Namun,  dengan  keseriusan  dan  komitmen  yang  tinggi,  penelitian  kualitatif  dapat  menjadi  sarana  bagi  mahasiswa  untuk  mengembangkan  kemampuan  riset  mereka  dan  menghasilkan  karya  ilmiah  yang  berkualitas  dan  berkontribusi  bagi  perkembangan  ilmu  pemasaran.

Dalam  era  digital  yang  semakin  dinamis  ini,  penelitian  pemasaran  perlu  beradaptasi  dan  berinovasi  untuk  menjawab  tantangan  dan  peluang  baru.  Penelitian  kualitatif  dapat  menjadi  kunci  untuk  membuka  wawasan  baru  dan  menghasilkan  temuan  yang  relevan  dengan  perkembangan  zaman.

Sebagai  contoh,  penelitian  kualitatif  dapat  digunakan  untuk  mengeksplorasi  pengaruh  media  sosial  terhadap  perilaku  konsumen.  Melalui  observasi  partisipan  dan  analisis  konten,  peneliti  dapat  mengidentifikasi  bagaimana  konsumen  berinteraksi  dengan  merek  di  media  sosial,  bagaimana  mereka  membentuk  opini  dan  preferensi,  serta  bagaimana  mereka  membuat  keputusan  pembelian.

Penelitian  kualitatif  dapat  digunakan  untuk  mengeksplorasi  fenomena  "influencer  marketing"  yang  semakin  populer  di  era  digital.  Melalui  wawancara  mendalam  dengan  influencer  dan  pengikut  mereka,  peneliti  dapat  mengidentifikasi  faktor-faktor  yang  mempengaruhi  efektivitas  influencer  marketing,  seperti  kredibilitas,  kedekatan,  dan  relevansi  konten.

Penelitian  kualitatif juga dapat  digunakan  untuk  mengeksplorasi  pengalaman  konsumen  dalam  menggunakan  teknologi  baru,  seperti  artificial  intelligence  (AI),  virtual  reality  (VR),  dan  augmented  reality  (AR)  dalam  konteks  pemasaran.  Melalui  studi  kasus  dan  wawancara  mendalam,  peneliti  dapat  mengidentifikasi  manfaat,  tantangan,  dan  peluang  dari  penerapan  teknologi  tersebut  dalam  meningkatkan  pengalaman  konsumen.

Dengan  demikian,  penelitian  kualitatif  memiliki  peran  yang  sangat  penting  dalam  mengembangkan  ilmu  pemasaran  di  era  digital.  Pendekatan  ini  memungkinkan  para  peneliti  untuk  menyelami  fenomena  pemasaran  secara  lebih  mendalam,  memahami  makna  dan  interpretasi  di  balik  perilaku  konsumen,  serta  menghasilkan  temuan  yang  relevan  dengan  perkembangan  zaman.

Akhirnya, mari  kita  dorong  para  mahasiswa,  dosen,  dan  praktisi  pemasaran  untuk  lebih  mengeksplorasi  dan  mengembangkan  penelitian  kualitatif  di  bidang  pemasaran.  Dengan  demikian,  kita  dapat  menghasilkan  riset  pemasaran  yang  lebih  berkualitas,  inovatif,  dan  bermanfaat  bagi  perkembangan  ilmu  pengetahuan  dan  praktik  bisnis.

Share:

0 comments