BATALYON KAWAL PRIBADI [YONWALPRI] ; “PASPAMPRES” NYA MUHAMMADIYAH-AISYIYAH DI MUKTAMAR KE-48

Baca Juga

Gelaran Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48 telah usai. Semua muktamirin telah kembali ke daerahnya masing-masing dengan membawa kesan-kesannya sendiri menyaksikan perhelatan akbar lima tahunan ini. Ada yang terkesan dengan megahnya edutorium UMS yang menjadi pusat persidangan-persidangan Muktamar yang sekilas mirip dengan bangunan stadion Allianz Arena di Jerman. Ada juga yang terkesan dengan majunya Muhammadiyah yang sudah sedemikian rupa yang ditampilkan dalam pameran inovasi, teknologi, dan inovasi yang diikuti oleh berbagai sekolah, perguruan tinggi, hingga majelis/lembaga di lingkungan Muhammadiyah. Semua menampilkan karya-karya inovasi terbaik dan terbarunya seperti mobil listrik, robot, dan banyak lainnya. Tapi ada satu hal yang mungkin tidak banyak muktamirin tahu bahwa selama gelaran Muktamar, Muhammadiyah “diam-diam” ternyata me-launching sebuah batalyon [pasukan] khusus untuk menjadi pengawal pribadi tokoh-tokoh Muhammadiyah-‘Aisyiyah.

Penutupan Diklat KOSEGU oleh Group 2 KOPASSUS (Foto : Afnan Hadikusumo / WAG IB)

Adalah tim sekretariat Pimpinan Pusat Muhammadiyah bekerjasama dengan Panitia Penerima Muktamar Solo menyiapkan satu tim khusus yang bertugas menjadi Liaison Officer (LO) bagi 14 anggota PP Muhammadiyah, 11 orang senior (mantan) anggota PP Muhammadiyah, anggota PP Aisyiyah, dan para senior (mantan) anggota PP Aisyiyah. Para tokoh-tokoh Muhammadiyah-‘Aisyiyah ini (selain anggota PP yang masih aktif) diundang sebagai peninjau Muktamar, sehingga statusnya sebagai tamu VIP Muktamar.

Tim LO ini kemudian diberi nama khusus, yaitu Pengawal Pribadi / Walpri yang bertugas melekat pada tamu VIP tersebut dari mulai penjemputan awal kedatangan hingga kepulangan setelah penutupan Muktamar. Para anggota Walpri ini mirip seperti Paspampres yang bertugas mengawal para tamu negara. Mereka bertugas tanpa shift selama mengawal para tamu VIP di perhelatan Muktamar ini.

Pasukan ini khusus direkrut oleh tim PP Muhammadiyah untuk memberikan layanan prima dalam rangka memuliakan para tokoh Muhammadiyah-‘Aisyiyah yg sudah berhidmat untuk Persyarikatan. Mereka direkrut, diseleksi beberapa tahap, discreening oleh tim khusus, hingga di tetapkan dan diberikan pelatihan khusus. Pasukan ini hanya berjumlah 37 orang yang 75% merupakan anggota Korps Serbaguna Tapak Suci / KOSEGU (Pasukan Elit dari Tapak Suci) dan telah menjalani diklat khusus oleh PP Muhammadiyah dan Group 2 KOPASSUS Kandang Menjangan. Mereka dibekali berbagai kemampuan, seperti pengetahuan tentang pelayanan prima, informasi-informasi umum dan khusus dari tokoh yang akan mereka kawal seperti biografi mereka, makanan kesukaan, minuman kesukaan, pantangan-pantangan (makanan/minuman), informasi tentang rute-rute alternatif jika terjebak macet saat pengawalan, hingga kemampuan khusus untuk menjadi tameng hidup para tokoh tersebut selama proses pengawalan di gelaran Muktamar. 

Sesi screening dan wawancara oleh Tim PP Muhammadiyah (Foto : Mth. Jinnan / WAG IB)

Yonwalpri (saya menyebutnya begitu. Pen-) atau Batalyon Kawal Pribadi ini bekerja tanpa pamrih. Mereka tidak digaji, namun totalitas mereka dalam memberikan pengawalan patut diacungi jempol. Mereka nampak sangat militan. Bahkan tidak jarang mereka harus berani jadi bemper berhadapan dg Polisi Lalu Lintas yang mengatur ketertiban jalan di sekitar arena Muktamar. Yang lebih heroik lagi, mereka juga tidak jarang harus berhadapan langsung dengan pengamanan internal Muktamar (tim SAPAMU dari KOKAM) yang tidak kenal identitas kendaraan walau sudah berlabel VIP namun tidak boleh masuk ke area sidang dan dibelokkan ke arah lain. Para anggota Walpri ini harus tetap memberikan rasa nyaman kepada tamu yang dikawal tanpa menunjukkan emosi sedikitpun walau harus “berdebat” dengan pasukan SAPAMU untuk menjelaskan status tamu tersebut.

Saat gelaran Muktamar resmi ditutup, dan mereka harus berpisah dengan para tokoh yang telah mereka kawal selama Muktamar ini, tidak sedikit yang menangis. Mereka menangis karena walaupun baru beberapa hari mereka dekat, namun sudah merasa seperti keluarga. Para tokoh/tamu Muktamar ini bahkan ada yang mengajak ikut pulang ke Jogja, ada yang memberi buku-buku karyanya, bahkan ada yang diajak makan bakso paling mahal dan paling enak di Kota Solo. Para anggota Walpri ini sudah seperti anak sendiri dari para tokoh tersebut. Mereka sangat memuliakan para anggota Walpri.

Sesi pembekalan oleh Tim PP Muhammadiyah dan 'Aisyiyah (Foto : Mth. Jinnan / WAG IB)

Muktamar Muhammadiyah-‘Aisyiyah ke-48 memang telah usai. Namun gelaran ini menjadi sebuah pembuktian bahwa organisasi besar dengan anggota jutaan orang sangat mungkin untuk diorganisir secara modern dan rapih, baik administrasinya, manajemen organisasinya, hingga orang-orangnya.

Muktamar Muhammadiyah-‘Aisyiyah terus dan tetap memberikan uswatun hasanah bagi semua pihak. Bravo Muhammadiyah-‘Aisyiyah

Tim Walpri saat bertugas mendampingi para tamu VIP Muktamar (Foto : Sofriyanto)


-------------------------
Referensi : 
1. Sofriyanto (Kepala Kantor PP Muhammadiyah Jogjakarta)
2. WAG Islam Berkemajuan
3. FB Afnan Hadikusumo (Ketua Umum PP Tapak Suci)

Share:

2 komentar