AKU ORANG YANG KERAS KEPALA, MEMANG !!!

Baca Juga

Setiap manusia diciptakan dengan karakternya masing-masing. Ada yang menjadi sangat perasa, ada pula yang sangat tidak peka. Ada yang lebih menuhankan hati dan cinta, ada pula yang lebih menuhankan nalar serta logika. Tidak ada yang minus dalam karakter-karakter ini. Semua ini justru menjadikan hidup lebih dinamis dan berwarna karena diisi oleh orang-orang yang heterogen.

Aku sendiri mungkin lebih condong pada karakter yang menggunakan logika dan nalar sebagai basis berpikir dan mengambil keputusan. Bukan sebuah keistimewaan, justru kadang aku dibuatnya stress dengan cara berpikir seperti ini. Aku tidak bisa menerima begitu saja sebuah keputusan sampai menemukan benang merah analogi yang bisa di cerna oleh nalar dan logika. Lebih lanjut ini justru akan membuat sebuah magnet tolak ketika berhadapan dengan orang yang lebih menggunakan perasaan dan cintanya. Bagi orang tipe ini, tidak perlu sampai harus mencari titik nalar dan logis dari sesuatu, asalkan sudah dirasa cocok maka ia akan mengambil keputusan.

Lalu bagaimana menghadapi orang dengan karakter yang selalu menggunakan nalar dan logikanya?
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan apabila ingin mencoba merangsek pada alam bawah sadar orang-orang dengan karakter ini.

  1. Orang dengan karakter ini akan lebih keras kepala dibanding karakter yang lain. Mereka tidak mau menerima begitu saja pemikiran-pemikiran baru dalam kehidupan mereka. Mereka akan mencoba membuat sebuah "kajian" di otak mereka guna menemukan titik logisnya. Apabila ditemukan, maka ia akan menerima pemikiran baru tersebut. Begitu pun sebaliknya.
  2. Dalam hal menerima masukan orang lain, mereka sudah pasti mengedepankan nalar dan logika. Kalau dalam istilah saya sendiri, saya lebih senang menyebutnya lebih saintifik (walaupun entah dari sudut mana sains nya itu). Ini yang kadang membuat orang-orang yang berusaha memberinya nasehat atau masukan menjadi kesal karena terlihat disepelekan. Kalau saya bilang bukan. Mereka tidak pernah disepelekan, hanya si orang yang berkarakter ini berusaha menangkap dan mencernanya selogis mungkin agar ia tidak terjebak dalam kata dan kalimat semu. Bersabar saja dengan tiap nasehat yang diberikan, sesungguhnya mereka sangat menangkap apa yang mereka katakan hanya memang perlu waktu.
  3. Kalau diibaratkan sebuah lembaga bimbingan belajar, orang dengan karakter yang lebih menuhankan nalar dan logika ini seperti Nurul Fikri. Ini disebabkan karena mereka tidak pernah diajari cara hitung cepat, namun diajari bagaimana cara mencari sebuah akar rumus dari sebuah soal aritmetika. Memang butuh waktu panjang karena harus mengurai satu persatu rumus yang ada serta memasukkan tiap angka agar bisa diolah dalam rumus tersebut. Begitu sebaliknya, orang yang condong menggunakan perasaannya seperti lembaga bimbingan belajar Ganesha Operation yang diajarkan cara menghitung cepat sebuah soal aritmetika tanpa harus repot-repot mengurai rumus hingga dasar. Tidak ada yang salah dari 2 karakter ini, hanya perlu waktu saja untuk lebih mengenal dua karakter yang berbeda ini.
  4. Sesungguhnya orang dengan karakter lebih menggunakan nalar dan logikanya akan "luluh" ketika dihadapkan dengan hati. Sekeras-kerasnya dia bertahan, mereka akan luluh ketika dihadapkan oleh cinta. Ya, kesannya cengeng tapi itulah faktanya. Lihat bagaimana para politisi senayan kita yang kita tahu mereka kebanyakan adalah orang dengan karakter logis dan lebih mengutamakan menggunakan nalarnya, duduk bersimpuh dihadapan istrinya. Bukan mereka tidak berani pada sang istri, namun mereka luluh dengan cintanya pada sang istri dibanding mengedepankan logikanya. Namun ini juga bukan jaminan bahwa mereka akan seperti itu, tergantung si pasangannya bagaimana mengolah emosi dan ucapannya untuk pada si keras kepala ini.
Tuhan tidak pernah gagal dalam menciptakan manusia. Tuhan selalu membenamkan kelebihan dan kekurangan pada setiap ciptaan-Nya. Hanya manusianya sendiri yang terlalu egois menganggap apa yang ada dalam dirinya sendiri adalah sebuah kebenaran mutlak secara umum, yang mengakibatkan pola pikir semua yang tidak sama dengan dirinya adalah salah dan sebuah kekurangan. Jadilah manusia yang open minded yang mau menerima karakter masing-masing agar hidup lebih berwarna.

Bangunrejo, penghujung Agustus 2014

dR.


Share:

0 komentar